Monday, March 23, 2015

Pulang kota setengah gila!

Merajan Alit Jro Taman Sari Dawan
Heihoy..

Jumat 20 Maret 2015 itu adalah hari yang aneh.

Mulai dari kaos kaki ku ketinggalan dirumah dan harus beli di koperasi kantor, sampai akhirnya aku memejamkan mata di Jro Taman Sari Dawan.

Heeyy ndar!! Gimana cara nya kamu sampe ke bali? Kamu kan masih CPNS tanpa hak cuti?

Hehe tenang akan kuceritakan semuanya. 

Semua petualangan setengah gila ini diawali dari kejadian 2 minggu yang lalu saat Mama, Ajik dan Gungde memutuskan untuk Nyepi di Bali. 

Ditambah kak Indri juga memutuskan untuk menyusul ke Bali dari Malang.

Alhasil selama 4 hari Ndari harus bertugas untuk jaga rumah dan menikmati hari raya Nyepi dirumah bersama Bonel dan Monel (duo anjing lele berbulu domba). 

Pada hari Jumat 20 Maret 2015 jam setengah 4 sore, aku memiliki ide gila untuk beli tiket pulang ke Bali, yap pulang kota bukan pulang kampung.

Setelah googling tiket yang memungkinkan, aku pun menghubungi kak Indri untuk memberitahu ide gila itu.

Gayung pun bersambut, kak Indri menyuruh aku untuk membeli tiket tersebut mengingat belum tentu tahun depan kami akan berkumpul lengkap saat Nyepi.

Dengan bermodal hanya membawa tas kerja, baju yang dipakai beserta tas berisi baju senam tadi pagi, akhirnya aku pun membulatkan tekad untuk pulang ke Bali.

Jam 4:25 sore aku mulai membereskan barang-barang di meja dan pamitan dengan atasan dan rekan kerja di ruangan.

Jam 4:30 sore aku absen di mesin absen dan langsung cussss mencari Damri ke Bandara, rencana awalnya aku akan naik Damri dari Thamrin City.

Tiba di depan kantor BKPM jalanan ternyata sudah padat merayap, aku pun memutuskan untuk berjalan kaki sampai Jembatan Penyeberangan Semanggi untuk mencari kopaja ke Thamrin City.

Melihat tol dalam kota cenderung tidak bergerak aku turun lagi dari jembatan penyeberangan Semanggi untuk naik ojek ke pintu tol Slipi dengan harapan ada Damri yang akan masuk ke pintu tol Slipi.

Setelah menawar si pak Ojek, doi pun langsung selap-selip jalanan yang padat merayap dan ketiak dia melihat bus Damri dari kejauhan pak Ojeknya makin semangat buat ngejar.

Akhirnya di lampu merah dekat pintu tol Slipi terlihatlah bus Damri tercinta, setelah membayar ojek di pinggir jalan aku pun bergegas mendekati bus Damri dan minta pak Kenek bus untuk membuka pintu. *hihihi drama banget deh :p *

Setelah menembus macetnya ibu kota akhirnya jam setengah 7 sampai juga di Bandara Soekarno Hatta.

Petualangan tak berhenti disana, penerbangan ku yang seharusnya berangkat jam 8.50 mengalami keterlambatan selama 15 menit + 40 menit. *mengingat cuaca malam itu hujan lebat di jabodetabek*

Setibanya di Bandara Ngurah Rai Denpasar (jam 00:30), mengingat ini adalah pulang kota kejutan, tidak ada saudara yang menjemput aku saat itu pun taxi sudah tidak beroperasi lagi, akhirnya aku bertanya dengan seorang bli-bli yang kemudian menawarkan ku untuk diantar menggunakan motor nya *semacam ojek dengan tarif nembak*.

Akhirnya kami pun beranjak dari Bandara menuju rumah keluarga besarku, Jro Taman Sari Dawan diiringi hujan lebat.

Setibanya di Jro Taman Sari Dawan, kak Indri selaku sponsor utama ku yang tidak bisa dihubungi *HP nya mati* terpaksa aku menghubungi mama dan ajik yang langsung kaget dan memarahiku hihihi.

Walaupun ga dapet sembahyang Tawur Agung bersama, Ngerupuk dan nonton pawai ogoh-ogoh, harus kena ujan deres sepanjang perjalanan, tapi semua itu demi berkumpul bersama, demi senyum bahagia di bibir kalian.
full team keluarga Jro Dawan Permai


-Diselesaikan di BKPM, 23 Maret 2015-
SELAMAT TAHUN BARU CAKA 1937!!
Semoga kedamaian dan kebaikan datang dari seluruh arah kepada kita semua.
ini baru sebagian kecil dr keluarga besarku :)

No comments:

Post a Comment