Sunday, April 20, 2014

Mudik (29 Maret-4 April 2014)

Nyepi di Bali tahun ini sangat menyenangkan.

Selain karena sudah 4 tahun ini aku bisa menjalankan puasa 24 jam,
*Aku ga berani bilang berhasil menjalankan catur brata penyepian, karena ya berhasil atau ga nya Tuhan yang tau je* 

Paling tidak, akhirnya aku bisa berkumpul dengan saudara-saudara dari pihak ajik (ayah) maupun mama dan larut dalam suasana perayaan Nyepi.

Aku pulang ke Bali sejak hari Sabtu (29 Maret 2014) sampai hari Jumat (4 April 2014) bersama wak Tut (kakak mama) dan Fredy.

29 April 2014
Sesampainya di Bali, aku bersiap dan melaporkan diri kehadapan leluhur di Merajan (tempat persembahyangan) keluarga.

bareng wi Deyok, Mimi and Deta
Kemudian aku mengantarkan bingkisan Nyepi ke keluarga dan melanjutkan malam bersama 3 orang sahabat K-29 ku. Setelah 1 tahun lebih tidak bertemu , berbagai cerita pun mengalir. Kami pun menelepon beberapa kawan-kawan K-29 lainnya yang tidak bisa berkumpul bersama kami. aaaakk KANGEEENN!!!
belated birthday present for Mimi :*

Hari pertama menyenangkan!

30 April 2014

Merajan Agung Jero Lanang Dawan
Keesokan hari dimulai dengan sembahyang meprani di Banjar Tegal Agung bersama dengan saudara-saudara ku (nb: 1 Banjar Tegal Agung adalah saudaraku hihi). Ogoh-ogoh ST. Dwi Putra Banjar Tegal Agung pun telah berdiri kokoh di bale banjar.
bareng Mbogek Tami, Gek Nia, Wah Rava dan Gek Ina :) 

Berdasarkan pengamatanku, teknik yang digunakan dalam pembuatan ogoh-ogoh di Banjar ku ini adalah levitation atau melayang. Rangka yang dilekatkan ke fondasi ogoh-ogoh sangat minimalis, hanya satu kaki dari mba-mba yang pegang bokor (lihat gambar tengah atas) dan diikuti dengan sesosok bhuta kala yang seolah muncul dari bokornya.


Sepanjang melihat ogoh-ogoh di Denpasar (red. Sepanjang jalan imam bonjol). Teknik ini yang banyak digunakan. Desainnya fondasi ogoh-ogoh dibuat seminimal mungkin namun tetap harus kokoh karena sosok ogoh-ogohnya membesar ke atas.

Selain itu, aku juga banyak melihat ogoh-ogoh dengan desain sosok manusia biasa di bawahnya dan ada sosok bhuta kala yang mengikutinya dari atas (lihat gambar ogoh-ogoh ST. Dwi Putra Banjar Tegal Agung dan gambar berikutnya). Apakah pembuat ogoh-ogoh ingin mengingatkan kita bahwa sosok bhuta kala itu selalu mengintari manusia, menggoda dan mengikuti manusia dengan harapan kita akan melakukan hal buruk? BISA JADIIII!!! *ala Eat Bulaga*

Sayangnya banyak Banjar yang menggunakan iringan lagu disko atau dangdut dengan menggunakan sound system menggelegar. Ogoh-ogoh pun tidak lagi di gotong oleh pemuda Banjar melainkan didorong menggunakan gerobak atau dipasang roda di bawahnya untuk mempermudah membawanya. Ada juga Banjar yang sok-sok berdugem ria karena iringan lagu yang mengelegar itu. Bau alkohol pun menyeruak ketika aku berpapasan dengan pemuda-pemuda dari Banjar tersebut.. fuuuhh.. mbo ya jangan gitu lah :(


Menurutku ogoh-ogoh itu hanya cocok diiringi lagu gamelan yang penuh semangat, bertalu-talu dan saling bersaing menunjukkan irama yang kompak dan keras. Ogoh-ogoh pun juga sebaiknya digotong bersama-sama. Makna gotong royong akan terpampang dalam

Kalau berdasarkan hasil bincang-bincang dengan wak Ketut sepanjang perjalanan Jakarta-Denpasar. Sosok bhuta kala diartikan sebagai: “BHU” yang berarti menjadi, ada, gelap, berbentuk, mahluk. Kemudian kata “BHU” berkembang menjadi “BHUTA” yang artinya adalah telah dijadikan ataupun diwujudkan. Sedangkan untuk kata “KALA”, berarti energi, waktu. Sehingga kata BHUTA KALA artinya adalah energy yang timbul dan mengakibatkan kegelapan.

Menurut wak Ketut kenapa ogoh-ogoh diarak itu untuk menyingkirkan energi yang mengakibatkan kegelapan tersebut, dan filosofi pembakaran yaitu membakar hal negatif yang ada dan mengingatkan bahwa waktu yang sudah berlalu tidak bisa kembali. Agak romantis sebenarnya makna itu :)

Setelah acara Ngrupuk (mengarak ogoh-ogoh) selesai aku pun kembali ke rumah untuk mempersiapkan diri melaksanakan Catur Brata Penyepian.

31 Maret 2014

Jam 5 Pagi aku terbangun, mengambil nasi dan lauk seadanya untuk sarapan sebelum puasa dan kemudian mematikan handphone ku.

Nyepi di Bali ingin kulalui seperti Nyepi-Nyepi tahun sebelumnya di Jogja maupun di Bekasi. Berpuasa 24 jam sebenarnya enak loo. ibarat kita mendetox tubuh, ada kalanya kita akan merasa sangat lemas, perut kruyukan, tangan mulai dingin karena kadar gula dalam tubuh berkurang, tapi di satu sisi ada hal yang dibersihkan dari diri kita. badan akan terasa lebih enteng dan tenang.

Sore harinya, daripada aku tidur dalam kegelapan, aku memilih untuk menatap bintang yang bersinar di langit Bali. aku mengambil pashmina andalanku dan duduk di bale badung Jro Taman Sari Dawan (rumah tua dari keluarga Ajik ku). tak berapa lama, gungwe, uwak, bliwah dan mbo gek ku bergabung bersama. kami menikmati sinaran bintang yang terkadang memberikan pertunjukkan bintang jatuhnya sembari kami berbincang. Gungwe ku mulai bercerita tentang kisah cintanya bertemu dengan suaminya, keadaan Jro kami saat pertama kali Gungwe menikah dan pindah ke Jro Taman Sari Dawan ini, tentang bagaimana pembagian jatah makan agar adil, perebutan mengunakan sepeda dan motor untuk menjemput pacar masing-masing. hahaha. romantis :)


1 Apil 2014.

Aku pun terbangun karena alarm handphone ku berbunyi tepat jam 6 wita. 2 gelas teh manis, 1 gelas air putih dan 1 gigit biskuit menjadi menu berbuka ku. Setelah mandi dan sembahyang baru aku melanjutkan untuk sarapan. Puasa 24 jam itu lebih membuatku haus daripada lapar.

Siang harinya keluarga besarku mengajak memakan menu wajib kalau ke Bali, yap yap yap. BABI GULING! hahah. berhubung banyak warung BeGul yang belum buka sehabis hari raya, kami memilih sebuah warung BeGul terdekat dan satu-satunya yang buka haha. Rasanya agak kurang manteb sih, tapi lumayan lah hihi.

PANTAI KUTA!!
siang harinya aku dan Tanjung berencana berkumpul dengan teman-teman, namun karena kesibukan masing-masing alhasil hanya aku dan Tanjung yang akan bertualang siang ini. aku pun langsung menghubungi Dewayu, Galih dan Alit *Alit ga bisa ikut tapi :( *.

Dewayu mengusulkan untuk pergi ke Pantai Kuta karena sedang ada Festival Ogoh-Ogoh dan Bunga Desa. Oke deh, kita akan berkumpul di PANTAI KUTA!! yeeiiii..

Setelah beberapa tragedi bareng Tanjung kaya: nyasar, kunci motor masuk ke bagasi motor dan hampir ga bisa diambil,dan narsis di Ground Zero sambil panas-panasan dan aku ga bawa kacamata, akhirnya aku dan Tanjung ketemu juga dengan Dewayu di Tokonya. Kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta.

pict taken by: mbo Utu :)
Festivalnya seru, semua orang dari 13 Banjar  *kalau ga salah jumlahnya 13 Banjar* di Kuta tumpah ruah di sisi kiri pantai. Ogoh-Ogoh dipajang di pinggir pantai,  bunga desa dari masing-masing banjar berlomba dengan kebaya berjalan anggun di atas panggung. Cantiiiikk :)

Sebelum sunset meredup, tiba-tiba ada sosok yang kukenal datang. haha. detail cerita tentang hari ini, hari pertama di bulan April, hari setelah perayaan tahun baru biarlah Pantai Kuta, aku, dirinya, Tanjung, Dewayu dan sepupunya yang tau :) Galih dan kakaknya pun bergabung dengan kami. Bahagia itu saat kita dikelilingi oleh orang-orang yang sayang dengan kita :)

 2 April 2014.

Malam sebelumnya ada kabar kalau Ninik (nenek ku, Ibu dari Mama ku) masuk Rumah Sakit. Aku dan Fredy memang berencana akan pergi ke Ashram di Padanggalak untuk melakukan Meditasi Angka dan kemudian jalan-jalan. Rute perjalanan pun ditambah dengan menjenguk Ninik ke RS Sanjiwani, Gianyar. Petualangan pun dimulai, 2 orang yang tidak terlalu hapal jalan, mengandalkan Google Maps, bertanya ke orang dijalan dan telpon sana telpon sini sampai ke semua tujuan.

Sore hari pun bersama mu ditutup dengan berjalan di Pantai Sanur berteman lumpia haha.

what a day! See you very soon..

Setibanya dirumah, mama dan aku pergi ke rumah Kenyeri untuk membantu persiapan pernikahan Bli Ode dan Lina. kami pun bermalam disana :)

3 April 2014

bareng Wah Ravy
Pagi dimulai dengan mampir ke rumah Pedungan, maklum keluarga ku keluarga besar (dari segi jumlah dan ukuran badan hahah) semua keluarga harus dikunjungi. berhubung ponakan ku semua sekolah, yang tersisa di rumah Pedungan hanya Wah Ravy ganteng yang langsung nemplok sama migek cantiknya hihi.

Perjalanan pun dilanjutkan dengan kembali ke Jro, mandi dll dan bersiap pergi ke Pasar Badung.

Saatnya berburu KAIN! mba Dian dari jauh-jauh hari udah berpesan mau nitip kain rang-rang (itu loo kain tenun dengan motif garis zig-zag dan warna gonjreng). berhubung kain rang-rang sudah lewat musimnya, kami harus keluar masuk beberapa toko di sepanjang jalan Gadjah Mada dan Pasar Badung. Alhasil 1 kain rang-rang tenun asli, 1 kain songket, 2 kain rang-rang tenun aspal, 2 kain rang-rang palsu, 2 endek, 5 udeng, 2 kebaya, dan 1 baju sembahyang buat cowo udah masuk tas untuk dibawa ke Bekasi.

Gek Ratih didandani Tante Ndari
Pulang dari Pasar Badung kami melanjutkan perjalanan ke rumah Kenyeri untuk bermain dengan Gek Ratih dan ngayah.  Siang hari mama memutuskan menjenguk ninik, aku pun pergi untuk bertemu dengan Oming. Update gosip, cerita satu sama lain dan berbagi mimpi kedepannya, kadang obrolan kami serius loo hahaha.
:) my mimifriend
Sorenya, aku mampir ke rumah Pedungan lagi untuk bertemu dengan Wah Sadewa, Gek Nia, Gek Ina, Wah Rava dan Wah Ravy, tentu saja Migek Ndari memaksa mereka untuk narsis bersama haha.

bersama Gek Nia dan Gek Ina
Malam ditutup dengan menjemput ajik di Bandara dan dinner bareng Bliwah Ony, Mboge Tami, Gek Nia dan Gek Ina.

4 April 2014

Bli Ode Getting Merried! yap yap hari ini pernikahan bli ode dan liena dilangsungkan. setelah selesai mepayas, aku, mama n ajik berangkat ke rumah Kenyeri.

Acara pernikahan pun berjalan lancar dan sakral. Acara seperti ini tentu saja sama dengan berkumpul dengan (hampir) seluruh keluarga besar. MENYENANGKAN! selalu saja ada cerita baru, gosip terbaru, dan kenarsisan tak berujung haha.

sayangnya aku ga bisa ikut serta sampai acara selesai dan bahkan aku melewatkan acara resepsi pernikahan yang diadakan keesokan harinya, Aku harus kembali ke Bekasi malam ini juga.

tapi, hari-hari ku di Bali menyenangkan!

mungkin lain kali aku akan lebih lama mengunjungi Bali..

Bekasi, diselesaikan 20 Aprl 2014.
Hai bulan April, terima kasih.. :)

Wednesday, April 9, 2014

Pemilu

Hari ini, 9 April 2014 adalah hari pemilihan umum legislatif di Indonesia.

Golongan putih (golput a.k.a sebutan untuk mereka yang memilih untuk tidak memilih) di kalangan pemilih muda cukup tinggi.

Berdasarkan pengamatanku, pemilih muda seperti aku bingung menentukan sikap politik. Banyak faktor yang mempengaruhi kalangan pemilih muda untuk menjadi golput, salah satunya karena mereka tidak/mengenal calon yang akan dipilih.

Selain itu banyak pemilih muda yang merantau (karena bekerja maupun kuliah) yang tidak memperoleh informasi yang cukup tentang dapatkah mereka ikut serta dalam pesta demokrasi di tempat yang bukan merupakan domisili hukum mereka.

Informasi yang beredar di path, pemilih yang saat ini berdomisili bukan di daerah asal tetap dapat memilih dengan memenuhi beberapa persyaratan (lihat gambar). Sampai saat ini sih aku belum dapat informasi apakah hal ini dapat dilakukan.

Ada sisi negatif dan positif dari dibukanya kemungkinan bagi pemilih non daerah asal untuk memilih di suatu tempat.
+ mengakomodir hak dan kewajiban pemilih yang merantau dan tidak bisa kembali ke daerah asal.
+ meningkatkan nilai partisipasi.
- kemungkinan kecurangan semakin tinggi
- KPU tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap data pemilih non daerah asal.

Aku sendiri hari ini menggunakan hak dan kewajibanku sebagai warga negara yang baik untuk memilih. Dari 4 surat suara yang kuperoleh, 2 aku pilih dan 2 aku buat abstain. Aku menjadi golput yang datang ke TPS. Aku tidak rela membiarkan suara kehadiranku di TPS digunakan oleh orang tak bertanggungjawab yang ingin menggunakan untuk kepentingan pribadinya. Aku salah karena tidak mempergunakan waktu untuk melakukan background checking terhadap para calon anggota legislatif (selain karena aku merasa tak punya waktu, juga karena aku skeptis dengan pencapaian mereka).

Yap. Inilah cara golput masa kini. Tetap datang ke TPS. Tetap menggunakan suara mereka, yaitu tidak memilih hahaha.
Yang penting jari kelingking ku sudah tercelup tinta biru, karena hari ini banyak pengusaha yang memberikan keuntungan berupa diskon, free coffee, dan lainnya kepada mereka yang menunjukan jari dengan tinta biru ini. Hihihi *prinsip gratisan tetep ya*

*NB: Beberapa kekurangan dan kecurangan dalam pemilu yang terlihat di depan mata ku:
1. Adik ku yang berada di Jerman terdaftar sebagai 2 orang dalam DPT lingkungan kami. (Lihat gambar), sementara dia tidak terdaftar sebagai pemilih di Jerman.
2. Pengamanan di TPS lingkungan rumah ku sangat longgar, bahkan sebelum memilih tangan kami tidak diperiksa lebih dahulu apakah sudah ada tinta atau tidak.
3. Surat undangan tidak diperiksa oleh petugas TPS.
4. Kotak suara terlalu pendek, sehingga tetap dapat dilihat oleh orang sebelah kita.
5. Penempatan kotak suara tidak bagus, sehingga dapat dilihat dari luar.
6. Pemilihan dengan metode seperti ini merepotkan pemilih tua, banyak nenek-nenek dan kakek-kakek yang dibantu pihak ketiga, kemungkinan suara mereka diarahkan sangat tinggi.

Sekian laporan pandang ndari :) Bus APTB 14 Kalideres-Cikarang Dalam perjalanan menuju bakti sosial MMIK Law Office :)