Wednesday, December 30, 2015

Akhir 2015

Heihoy.

detik melangkah menuju pergantian tahun semakin berjalan dengan cepatnya.

apa arti 2015 untuk mu?

makna 2015 ku sampai dengan tengah tahun telah ku tuliskan dalam Juni 2015 (klik)

banyak hal yang terjadi dalam semester kedua 2015 ku kali.

1 hal yang pasti, perjalanan yang terangkai di tahun ini adalah akibat dari pilihan-pilihan yang dibuat sebelumnya.

rangkaian rantai sebab akibat mewarnai tahun ku ini.

tak ada hal yang dapat ku sesali, karena Tuhan begitu baiknya memberikan ku kepingan rantai terbaik yang dapat diberikannya.

aku bertemu dengan kamu.

kepingan mu pun tidak datang dengan begitu saja.

kepingan mu menenangkan, menjadi percabangan yang datang dari pilihan-pilihan sarat berbagai emosi.

tenang laksana malam yang datang, menyelimuti dengan sebaran bintang yang teduh.

rantai ku pun berjalan lagi.


terima kasih 2015, selamat datang 2016. kejutan apa yang akan Engkau berikan pada ku tahun depan.

image

Selamat menikmati detik demi detik yang melangkah.
31 Desember 2015

Perlambatan waktu

Dalam satu hari kita semua merasakan 24 jam yang sama.

Tapi apakah kita menikmati waktu yang berjalan dengan kenikmatan yang sama?

Terkadang aku merasa 24 jam itu lambaaatt sekali.. detik yang berjalan seakan mengatakan semakin kamu mengejar ku akan ku lambatkan langkah yang kuambil, ingin mati rasanya menunggu tiap detik mu.

Terkadang pun aku merasa 24 jam itu terlalu cepat berlalu. Pagi yang datang telah berganti pagi lainnya dengan sekejap mata, tak puas rasanya merasakan mu berlalu.

Bertemu dengan kamu pun juga telah merampas kenikmatan merasakan waktu.

Ketika mata kita saling bertemu rasanya detik ku menolak untuk bergerak. Berhenti. Semua dunia terdiam bersama ku. Terserap dalam lubang hitam yang menghilangkan segala waktu dan kemungkinan. Konspirasi apa yang kalian perjanjikan sebelumnya, mengapa sampai detik ku pun menolak menemani ku.

Begitu pula ketika lambaian tangan terakhir kita terangkat sesaat sebelum kita harus berpisah dalam sebuah pertemuan. Waktu ku yang sebelumnya berkhianat dengan berhenti, sekarang seolah menikam ku dengan berpindah secepat kilat. Melesat. Meninggalkan lompatan waktu yang tiba-tiba bergerak tanpa kusadari.

Kamu.

Ya.

Waktu ku bergerak lambat dengan cepatnya ketika kita bertemu. Menciptakan kenangan yang terlukiskan dalam kecepatan cahaya dan tersimpan dalam kotak ingatan.

Bersama mu.

Waktu mu. Waktu ku.

Aku merasa terhisap dalam perlambatan waktu. 

Aku merasa terhempas dalam percepatan waktu.


waktu....
29 Desember 2015

Saturday, November 28, 2015

Mengeluh

Heihoy..

Pasti ada suatu hari dimana kita pengeeeennn banget ngeluh dengan segala hal yang terjadi dalam hidup ini.

Kenapa jalanan macet.
Kenapa siang panas banget.
Kenapa ujan terus.
Kenapa ac ruangan ga dingin.
Kenapa ruang kerja dinging banget.
Kenapa aku single.
Kenapa pacar aku nyebelin.
Kenapa gajian cepet menguap.
Kenapa ga ada kerjaan.
Kenapa lembur terus.
Dan banyaaaakkk lagi.

Tapi pernah ga sih kalian tuh mikir.
Tuhan itu baik banget loo udah melimpahkan segala hal baik di diri kita hari ini, eh saat ini.

Masih bisa bernapas.
Masih punya kerjaan.
Masih bisa tinggal dirumah yang nyaman.
Masih ada ortu dan saudara yang sehat dan sayang kita.
Masih ada pacar yang ngertiin kita.
Masih ada temen-temen seru yang bikin senyum terus.
Masih bisa makan 3x sehari.
Masih punya lemak di perut *loh*

Lalu kenapa mesti mengeluh?
Coba liat sekeliling kamu.
Apakah mereka seberuntung kamu?
Kalau tidak, coba pikir apa yang bisa kamu bantu buat dia.
Ga harus materi kok, kadang dengan mendengarkan dan membantu memberi solusi kita sudah meringankan dia.

Lalu kenapa mesti mengeluh?
Rejeki udah diatur sebaik-baiknya oleh Tuhan.
Kalau rejeki itu ga datang ke kamu, mungkin karena rejeki itu ga baik buat kamu.
Kalau orang lain yang dapet rejeki itu, ya memang itu jatah dia.
Ga usah iri, ga usah mengeluh.

Hidup itu udah keras, jadi jangan ditambah dengan keluhan-keluhan yang bikin kamu pusing sendiri.
Dinikmati aja, toh hidup cuma 1x. *kan konsep reinkarnasi beda kehidupannya *heya dibahas *ok skip.

Semangat yaa kalian.. God Bless ♥

Rumah-28 Nov 2015

Saturday, November 21, 2015

Abai

Terkadang kita perlu menjadi abai.

Entah itu kepada orang lain maupun kepada pikiran-pikiran kecil di kepala.

Bukan berarti kita tak peduli.

Abai berarti memilih untuk menahan langkah atau menahan ucap.

Abai berarti membuktikan solusi nyata tanpa banyak teori.

Abai tak mudah dilakukan.

Namun dengan sedikit abai masalah kecil tak terlihat dan masalah besar pun tak membebani.

-suatu jalan di jakarta timur-
221115

Thursday, November 19, 2015

Kisah #DuaPuluhEnam

Heihoy..

DuaPuluhNovemberDuaRibuLimaBelas dan kisah tentang #DuaPuluhEnam.

#DuaPuluhEnam adalah kisah tentang perubahan.

Perubahan diri dari praktisi menjadi abdi negara.

Perubahan dari berdua, sendiri, dan kemudian menjadi berdua lagi.

#DuaPuluhEnam adalah kisah tentang pembelajaran.

Bagaimana mengintrospeksi cara bersikap dalam keluarga, lingkar pertemanan, lingkar pekerjaan, dan hubungan dengan orang terkasih.

Bagaimana belajar memahami hal-hal baru yang datang pada hidup, serta mencari hobby baru yang bermanfaat.

#DuaPuluhEnam adalah kisah tentang memulai.

Perjalanan baru di tempat baru.

Perjalanan baru dengan orang baru.

Ini kisah #DuaPuluhEnam ku.


-BKPM, DuaPuluhNovemberDuaRibuLimaBelas-

Monday, November 16, 2015

Penahan

Bagai ombak yang terpecah karang.

Bagai angin yang tertahan tembok.

Bagai sinar yang tertutup bayangan.


Kamu adalah penahan ku.


Hempasan ku mungkin terlalu besar.

Hembusan ku mungkin mematahkan.

Cahaya ku mungkin membutakan.


Kamu adalah penahan ku.

Penyeimbang agar dunia ku tetap berputar.


Kamu adalah pendukung ku.

Penunjuk saat aku kehilangan arah.


Kamu adalah sumber semangat ku dan rumah ku.

Pulau Rambut, 2012


16 November 2015

Monday, November 9, 2015

Satu langkah

Satu langkah tak mendekatkan.

Satu langkah pemberi jarak.

Jarak berhiaskan ruang kosong.

Ruang yang terisi angin.

Berhembus kemana kaki berpijak.

Semakin mendekat atau menjauh.



Satu langkah tak menjauhkan.

Satu langkah pemberi harapan.

Harapan berhiaskan untaian impian.

Impian yang terisi kisah.

Menguntai kemana mata memandang.

Semakin menjauh atau mendekat.


Satu langkah bertambah beriringan

Satu langkah menjadi kenangan.

Terabadikan jejak yang tertinggal.

Memberi makna pada pilihan.

Kala tangan terpaut langkah.

Segala gundah hilang sirnah.


Home sweet home
Diselesaikan 9 november 2015




Monday, October 26, 2015

Kisah kita

Secangkir coklat panas untuk ku dan segelas susu hangat tanpa gula untuk mu diletakan di antara kita.

Hari ini bukan berwarna merah di kalender itu. Tapi aku dan kamu memutuskan untuk bercakap-cakap lebih lama dari biasanya.

Senandung mu pagi ini mengingatkan ku pada film yang pernah kita tonton bersama. Hai. Apakah kamu ingat waktu itu. Film ini membuat mu tersedu-sedu, ujar mu pada ku. Tentu aku ingat. Mana mungkin aku lupa kejadian itu, kamu sampai kebingungan menenangkan aku sembari memberikan saputangan kesayanganmu. Jawabku. 

Kenangan melayang pada kejadian hari itu. Hujan yang turun perlahan mengejek kita seolah ingin menunjukkan dirinya adalah sang penguasa pemilik suasana romantis. Hari itu kamu memilih aku. Tidaklah dengan hal romantis menye-menye yang biasa orang kebanyakan lakukan, karena kamu bukan orang kebanyakan, kamu berbeda. 

Tanpa bunga, cincin, boneka dan balon. Berkawan bayangan kita, kamu menatap ku dan berkata aku memilihmu, apa kamu akan memilihku?

Setelah itu semua hal berjalan tanpa halangan. Tujuan-tujuan yang sudah kita rancang satu persatu jadi kenyataan. Mungkin karena kita terlalu menikmati setiap langkah yang diambil. Mungkin karena kita bersama. Hahaha terlalu romantis kamu, ya itu karena kita mengejarnya dengan bersungguh-sungguh, ujar mu.

Apa yang akan kita lakukan sekarang? Aku merasa masih ada ruang kosong dalam hidup ini. Bukan bukan ruang itu, kalau hati ku tentu sudah terpenuhi oleh kehadiranmu, di sisi itu aku sudah merasa tercukupi. Tapi aku merasa sebagai manusia ada hal yang belum kulakukan. Ada kekosongan kecil yang menyesakan. 

Haruskah kita pergi ke pedalaman untuk mengajar disana? Atau sekedar ikut ke yayasan pelayanan yang banyak tersedia? Kenapa harus seperti itu katamu. Tengoklah kanan dan kiri mu, masih banyak hal yang bisa kamu lakukan. Mengapa kamu harus pergi ke pedalaman ketika lingkunganmu sendiri belum kamu sentuh. 

Semua hal itu baik, karena niat mu pun ku tau baik dan seperti biasa aku mendukungmu. Coba mulai kamu susun rencana itu dan kita realisasikan secepatnya.

haha. Ini yang aku suka dari kamu. Ketika aku hanya berkata akan suatu ide, seolah kamu sudah membaca pikiranku, kamu akan memberikan gambaran satu.. akh tidak bahkan kamu sudah berpikir tiga langkah ke depan tentang ide yang aku lontarkan. 

Iya.. ini hanya sekelumit kecil cerita tentang kita.. karena petualangan dengan kata kita masih panjang dan berwarna.


diselesaikan di Bogor, 26 Oktober 2015

Sunday, October 18, 2015

Senyum

Ketika jejak langkahmu terhapus oleh sapuan ombak.

Ingatlah tujuan yang ingin dicapai.

Ketika bahkan kita lupa apa tujuan yang ingin dicapai.

Ingatlah alasan mengapa engkau melangkah.

Banyak alasan yang dapat tercipta.

Namun lebih banyak pula hal yang membuat kita lupa.

Tersenyumlah.

Paling segala hal dapat lebih ringan dengan tersenyum.


-BKPM, 19 Oktober 2015-


Friday, September 18, 2015

Temali

Tali temali yang saling menyimpul.

Bukan mengikat tapi menjaga.

Bukan mengekang tapi mendekatkan.

Tali temali bukan tembok penghalang.

Tapi semangat melangkah maju.

Tapi pengingat jalan pulang.

Tali temali ini terdiri atas kepercayaan dan pengharapan.

Karena derap langkah yang tercipta semakin dekat seirama.

Karena tujuan sudah ditetapkan.

Karena simpul apa yang akan terbentuk tercipta seiring perjalanan yang menempa.

-Home sweet home♥-
18 September 2015

Saturday, September 5, 2015

Melangkah

Teringat aku dengan hari itu.

Bulan kedua di tahun 2010.

Hari dimana kamu bercerita tentang lelaki itu.

Lelaki yang bisa mendapatkan hati mu.

Lelaki yang mau bergabung dan masuk ke lingkunganmu.

Lelaki yang tetap mendukungmu dikala senang maupun kesedihan datang.

Perjalanan kalian bukan tanpa kerikil.

Keraguan kerap datang namun kalian tetap bergandengan.

Hari ini, 5 September 2015, Kalian telah melangkah lagi.

Persiapan menuju hari di tahun 2016 mulai terlihat lebih jelas seiring terpasangnya lingkaran kecil di jari manis kalian.

Aku dan mereka, kami adalah pemeran pendukung kisah kalian.

Tatapan kalian membuktikan dan meyakinkan kami untuk merestui dengan segenap hati.

Selamat sahabatku.

Ciptakanlah cerita indah kalian. ♥

-Bekasi, 6 September 2015-
Teruntuk Paramita Tyasisca Roswitasari dan Fadly Febrian
Happy Couple with their bestfriend 

Tuesday, September 1, 2015

Bandara

Heihoy
Kali ini aku mau membahas tentang suasana di Bandara.
*ceritanya efek abis jemput mama di Bandara, untuk pertama kalinya, sendirian*.

Ada berbagai tipe emosi yang diperlihatkan oleh orang-orang yang ada di Bandara. Emosi yang terpancar di terminal kedatangan dan terminal keberangkatan berbeda. Berbeda pula emosi yang dipancarkan oleh orang yang akan berangkat maupun kerabat yang mengantar. Yang jelas semuanya menarik untuk dibahas.

Ada rasa senang yang dipancarkan mungkin karena mereka akan pergi bersama-sama untuk berlibur, atau bertemu dengan keluarga yang lama tak bersua, atau mungkin mau bertemu dengan kekasih yang lama terpisahkan jarak. Pancaran mata nya berbeda, ada binar-binar kebahagiaan *macam pancaran mata bonel monel pas ngeliat gw pulang ke rumah hihihi*.

Perasaan sedih yang terpancar mungkin karena keberangkatan mereka disebabkan ada kerabat yang berpulang atau mungkin karena harus meninggalkan keluarga atau kekasih untuk pergi ke suatu tempat yang jauh dalam waktu yang cukup lama,

Sedangkan bagi mereka yang akan melakukan perjalanan bisnis mungkin akan memancarkan perasaan percaya diri bahwa deal-deal bisnis yang akan mereka buat akan berhasil, mungkin saja malah perasaan gugup karena membayangkan bagaimana harus mempresentasikan hasil kerja mereka di depan klien atau atasan mereka, atau bisa juga perasaan sedih karena harus pindah ke daerah lain karena tugas kerja.

Gungde, April 2015
Di terminal keberangkatan ini bisa ku temui anak usia sekolah yang bersemangat sekaligus sedih membayangkan tempat baru yang akan menjadi "rumah"nya untuk beberapa tahun ke depan, rumah dimana tidak ada keluarga mereka yang akan menjaga mereka, rumah dimana impian mereka akan terwujud, dimana perjuangan meraih cita-cita akan dimulai.

Di sisi lain, tampak orang tua, saudara dan kerabat mereka yang penuh semangat dan berusaha menutupi rasa sedih akan berpisah dengan mereka. Foto-foto yang diambil akan menjadi awal dari perjalanan mereka. Pelukan dan ciuman terakhir diberikan sebelum mereka beranjak masuk ke dalam terminal keberangkatan. Lambaian tangan mengayun di udara, berjalan mengikuti mereka hingga lambaian terakhir tertutup oleh tembok Bandara. Air mata pun kemudian semakin mengembang di pelupuk mata seiring dengan langkah yang menjauh.

Prana, Februari 2015
Kisah lain yang tampak di Bandara ketika seorang sahabat yang mengantarkan sahabatnya untuk kemudian kembali ke rumah setelah menyelesaikan studi nya. Percakapan mereka tentang impian yang akan dicapai masing-masing tak kala bertemu di tahun selanjutnya, tentang bagaimana mereka akan berkomunikasi walau terpisah pulau, tentang undangan yang akan mereka kirimkan satu sama lain, tentang rencana untuk tetap merantau ketika jalannya akan terbuka.

Langkah tegap diambilnya ketika terdengar panggilan untuk penerbangannya. Lambaian tangan pun bersambut punggung yang berbalik memasuki terminal keberangkatan. Semua demi menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, begitu katamu sebelumnya.

Kisah lain pun tampak di terminal kedatangan.

Di sini kita bisa melihat orang-orang dengan beragam karakter. Mereka yang membawa berbagai dus oleh-oleh seragam yang menandakan kota yang telah mereka pijak. Mereka yang disambut riang gembira, dihujani pelukan dan ciuman dari suami/istri, anak dan kerabat. Mereka yang terburu-buru mengejar taxi yang tersedia agar tidak terlambat sampai ke tujuannya. Mereka dengan wajah bingung karena baru menginjakan kaki untuk pertama kalinya pada kota tersebut. Mereka yang bersuka ria karena akan menghabiskan waktu dan menjalankan rencana liburan yang sudah dibuatnya. Mereka yang bersungut-sungut karena terlambat dijemput.

Mereka yang kembali bersatu setelah dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Kisah di Bandara terlalu lucu untuk diingat.

Ya, karena semua kisah memiliki cara untuk dikenang.

-diselesaikan di BKPM, 1 September 2015-

Terminal 2E, Juni 2015

Wednesday, August 26, 2015

Database Peraturan

Heihoy.

Kali ini aku mau membahas hal yang agak serius.

Mengingat pekerjaan ku sekarang yang berkaitan erat dengan peraturan perundangan jadi kali ini aku akan membahas tentang pentingnya sebuah lembaga pemerintahan memiliki yang namanya database peraturan perundangan.

Di BKPM sendiri kami sudah memiliki yang namanya Jaringan Data dan Informasi Hukum (JDIH) dengan alamat laman: www.peraturan.bkpm.go.id/jdih. Sebenarnya setiap kementerian dan lembaga negara non kementerian diwajibkan untuk memiliki JDIH untuk memudahkan penyebaran dan akses informasi dan peraturan terbaru yang diterbitkan.

JDIH BKPM tidak hanya memuat peraturan yang diterbitkan oleh Kepala BKPM, namun juga peraturan lainnya yang menyangkut bidang penanaman modal. *secara ya pelaksanaan kerja BKPM itu sangat berkaitan erat dengan kementerian/lembaga lain*.

Aku sendiri merasakan manfaat adanya JDIH *bukan hanya JDIH milik BKPM, tapi juga JDIH milik kementerian/lembaga lainnya*, terutama ketika harus rapat dan membutuhkan melihat peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya sebagai referensi. JDIH memudahkan pencarian tersebut. Ya memang kita bisa saja googling peraturan tersebut dan voila ketemu lah peraturan yang kita cari. namun terkadang ada beberapa peraturan tidak dimunculkan di dunia maya dengan alasan-alasan tertentu. *ya agak susah sih masalah hal ini, ketika keterbukaan dan akuntabilitas vs rahasia negara*.

Namun hal yang agak disayangkan yaitu JDIH yang dikelola masih belum tersinkronisasi. Setiap kementerian/lembaga negara yang mengunggah peraturan, peraturan tersebut hanya akan muncul di JDIH masing-masing kementerian/lembaga. Andaikan setiap JDIH itu terkoneksi dengan baik, bisa saja di masa yang akan datang ketika kementerian x mengupload suatu peraturan, maka akan muncul notifikasi kepada seluruh JDIH kementerian/lembaga lainnya, atau mungkin bahkan akan langsung secara otomatis terunggah juga di JDIH lainnya.

Menurut ku selain ada JDIH, seharusnya di kementerian/lembaga ada database offline yang terhubung ke setiap komputer di kementerian/lembaga tersebut. Hal ini mengingat internet di Indonesia kan belum stabil dan tidak setiap kegiatan kita bisa dapat akses internet dengan mudah. Setidaknya dengan adanya database offline penyebaran peraturan bisa lebih mudah.

haha. ya ini sebagian pemikiran kecil ku untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan.

Semangat semuanyaa..

-Diselesaikan di BKPM, 26 Agustus 2015-

Wednesday, August 19, 2015

Karena Semesta itu Mendukung

Bunga tidur yang kau sebut impian itu akan menguap sekejap mata ketika kau memilih untuk terdiam.

Langkah pertama yang diambil memang tak kan mudah.

Namun ketika kau mulai melangkah, seketika itu pula kita bisa melihat perubahan dalam cara pandang kita. 

Perhitungan dan strategi yang kau bangun pun akan roboh ketika kamu hanya membayangkan segala terjadi.

Mengapa harus takut bermimpi?
Mengapa harus takut melangkah?

Segala kemungkinan itu ada.
Segala langkah bisa terjadi.

Namun bagaimana bisa kita tahu apa yang akan terjadi bila kita tak mulai mencoba?

Karena Semesta itu Mendukung semua hal yang kau impikan.

Segala keputusan ada di tangan mu. 
Apakah kau hanya kan bermimpi atau mulai melangkah.

Kali ini. Aku berani melangkah karena ku yakin Semesta itu Mendukung ku.


Diselesaikan 24 Agustus 2015

Tuesday, August 11, 2015

Waktu

Waktu itu relatif.

Bisa saja aku berkata waktu ku sangat lambat.

Ada kalanya waktu ku berlari kencang.

Aku dan waktu ku hanyalah sebuah pertemuan yang berwujud.

Sedangkan kamu dan waktu mu terdiri dari kemungkinan belaka.

Aku tahu waktu ku tak kan terhapus.

Begitu pula dengan waktu mu.

Sebuah sapaan kala senja tenggelam menyatukan waktu yang berbeda.

Segala kemungkinan terbungkus oleh pertemuan yang dinanti.

Mungkin bukan waktu ku, mungkin bukan waktu mu.

Diselesaikan:
-Ciawi, 12 Agustus 2015-

Sunday, July 26, 2015

Prajab is coming to town

Heihoy!!

Yap. Seperti judul diatas, aku akan bercerita tentang persiapan menjelang Diklat Pra Jabatan Golongan III (selanjutnya disebut "Prajab") yang akan diikuti oleh aku dan teman-teman CPNS BKPM Angkatan 2014 pada 2 Agustus 2015 ini.

Pada Prajab kali ini kami akan bergabung dengan peserta Prajab dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) serta Komisi Yudisial (KY).

Total peserta Prajab dari BKPM kali ini sebanyak 50 orang, 49 orang angkatan 2014 dan 1 orang angkatan 2013 yang belum ikut Prajab tahun lalu. Sayangnya angkatan ku juga ada 2 orang yang tidak bisa bergabung pada Prajab kali ini *semoga pengangkatannya tetap bisa bareng*.

Mengingat jumlah kami lumayan banyak dan hampir semua tipe yang gampang panik, alhasil weekend kemarin kami habiskan dengan berburu berbagai perlengkapan Prajab. Perburuan pun dilakukan dengan sistem live report dari beberapa tempat yaitu Pasar Sunan Giri, Pasar Pondok Gede, Pasar Senen dan Pasar Sumber Artha. Kami saling melaporkan harga di masing-masing tempat dan membuka pesanan bagi teman-teman yang belum sempat berbelanja. 

*psst: Sejauh ini yang paling murah ada di Pasar Senen, tapi kalau rumah kalian jauh dari Pasar Senen dan tidak ada teman yang bisa diminta tolong untuk beliin, ya cari pasar terdekat dari rumah kalian aja, beda cuma 5.000-10.000 doang tapi kalian ga capek muter-muter, ga panas-panasan di jalan dan ga perlu menawar dengan mengeluarkan seluruh kemampuan yang kalian punya* 

Pada akhirnya kami pun membagi tugas, pembelian pin dilakukan secara massal oleh kak Uli yang berbelanja di Pasar Senen, ada juga yang nitip beli kemeja di Aku, kak Uli maupun berbelanja sendiri. Bahkan untuk pas foto kami berniat untuk foto sendiri di sebuah ruangan di kantor dengan membawa kain merah sebagai latar foto, kamera, dan nantinya ada 2 orang teman angkatan ku yaitu mba Adist dan kak Una yang akan bertugas sebagai petugas pencetakan foto. hihihi.

Seru..

Weekend kemarin pun ada teman ku yang melakukan survei lokasi Prajab kami nantinya, yaitu di PPMKP Ciawi milik Kementerian Pertanian. Foto-foto tempat Prajab pun sudah dikirim ke Grup Whatsapp angkatan kami. Lumayan lah, jadi tidak terlalu blank banget tentang kondisi disana hehe.

Kyaaaa,, semoga semua lancar jayaa..

Baiklaah, mari menghitung hari sebelum Prajab. God Bless Us.

-BKPM, 27 Juli 2015-

Kabar terbaru, 2 orang teman angkatan ku akhirnya bisa ikut Prajab di tanggal yang sama. lalala yeyeye.
-29 Juli 2015-

Menikah (menurut pandanganku) 4

Tulisan sebelumnya:
1. Menikah (menurut pandanganku) 1
2. Menikah (menurut pandanganku) 2
3. Menikah (menurut pandanganku) 3

Heihoy.

Pembahasan tentang kata "Menikah" memang tidak ada habisnya.

Di tulisan sebelumnya aku membahas tentang masalah "Keyakinan", kalau di tulisan ini aku akan membahas nasihat yang diucapkan oleh Ajik (ayahku) beberapa minggu lalu yaitu:
"Carilah pasangan orang yang tidak sempurna, tapi yang bisa menyempurnakan mu dan kamu bisa menyempurnakannya. Kalau mencari orang yang sempurna dia akan merasa cukup dengan dirinya sendiri"  - A.A. Ngr. Oka Muliawan, 2015 -
Memang di keluarga ku kita terbiasa melakukan diskusi tentang berbagai hal. Tapi tumben pembahasan tentang hal ini mampu membuat ajik mengeluarkan kata-kata mutiaranya hehe.

Berdasarkan kata-kata ajik, aku bisa menyimpulkan beberapa hal:

Menikahlah dengan orang yang akan meninggikan dirinya, kamu dan keluarga kalian. Yang akan melihat hal baik dalam setiap kejadian. Yang memiliki visi dan misi yang jelas tentang hidupnya. Yang pekerja keras dan bertanggung jawab. 

Menikahlah ketika kalian siap. Siap dengan segala konsekuensi pernikahan. Siap berkomitmen dengan pilihan yang dibuat. Siap mengkomunikasikan impian kalian dan berusaha mewujudkannya bersama. Siap untuk menjalani hidup baru bersama.

Menikah itu tentang saling melengkapi ibarat jemari yang ditautkan. Saling menyemangati dikala salah satu merasa ingin menyerah. Saling menahan dikala emosi mulai meningkat. Saling mengingatkan dalam pengambilan setiap keputusan. 

Saling menyempurnakan. :)

Terima kasih ajik nasehatnyaa ♥♥


Diselesaikan 27 Juli 2015

Thursday, July 16, 2015

Teman berteman

Heihoy..

Kembali lagi dengan pemikiran-pemikiran kecil di pikiranku.

Kali ini aku akan membahas tentang "teman berteman".

Dalam hubungan pertemanan terkadang kita saling memperkenalkan teman kita kepada teman kita yang lainnya. Dengan intensitas pertemuan atau komunikasi bisa jadi kedua orang teman tersebut pun jadi berteman. Inilah yang disebut teman berteman.

Pengalaman ku sendiri aku banyak berteman dengan teman dari saudara atau temanku. Kalau kata mas google+ teman macam ini digolongkan sebagai teman circle kedua.

Lucunya banyak teman-temanku pun juga akhirnya berteman dengan saudara atau temanku. Dari yang hanya sekedar berkenalan dengan kata hai, ikut serta jalan bareng, menginap dirumah, saling berteman di dunia maya, bahkan pernah ada teman bertemanku yang berpacaran hihi.

Geng petualangan 4 perempuan career ber-ransel carrier pun terdiri dari Aku, kak Indri (kakak kandung ku), kak Wiwin (kakak sepupu ku) dan Bunkarni (teman S2 dan teman di kantor MMIK). Aku lupa bagaimana Bun berkenalan dengan kak Indri dan kak Wiwin, yang jelas petualangan pertama kami yaitu petualangan 5 propinsi di tahun 2013.

Aku pun juga berteman dengan sahabat dan saudara-saudara dari Oming (sahabatku, adek kecil *yang besar* yang dipertemukan saat S1), yang ketika aku curhat dengan Omink, mbo Eva (kakaknya Omink) atau Desak (sahabatnya Omink) bisa saja ikut nimbrung dalam obrolan kami. Hahaha.

Aku pun berteman dengan sahabat-sahabat kak Indri yaitu geng 4 perempuan yang terdiri dari kak Indri, mba Dian, mba Pima dan mba Tysa. Kalau ada 1 situasi dimana ada aku, kak Indri, dan mba Dian dimana kami sedang membahas suatu hal. Maka aku dan mba Dian seperti berkoalisi untuk "menyiksa" kak Indri. 

Di lain pihak ketika aku, kak Indri dan Helena (teman S2 dan teman di kantor MMIK) sedang mengobrol maka kak Indri dan Helena akan berkoalisi untuk "menyiksa" ku. hahaha.

Kalau pemetaan teman berteman dilakukan, lingkaran pertemanan kami luas juga loo hehehe.

Sebenarnya kata-kata "pererat pusat perluas cabang" seharusnya tidak diaplikasikan pada upaya mencari selingan dalam hubungan *kata-kata ini terlalu sering dipakai dalam konteks itu soalnya*. Kata-kata itu juga bagus diaplikasikan dalam hal teman berteman.

Ya memang tidak semua orang nyaman dengan banyak lingkaran pertemanan. Ada tipe yang cukup dengan memiliki 1 orang sahabat dekat, ada tipe semacam aku yang bisa punya lingkaran sahabat, teman dekat, teman curhat, teman galau banyak dan dimana-mana.

Konsekuensinya ya media sosialmu akan ramai dengan banyak orang dari circle 1 sampai 3. But i like it.

I like having a lots of friends. Aku beruntung banyak orang yang senang berteman denganku.

Have a nice day.

-diselesaikan 19 Juli 2015-

Tuesday, July 14, 2015

I'm in love, not fall in love.

Heihoy semua.

Kali ini aku mau membahas mengenai kata "i'm falling in love". Kata-kata ini biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan seseorang yang sedang jatuh cinta.*aku sudah pernah membahas ini, namun aku lupa dimana menyimpan tulisan ini.

Aku kurang setuju dengan penyebutan kata "i'm falling in love" atau jatuh cinta. Kondisi dalam kata-kata tersebut menggambarkan kita dalam posisi "jatuh". Dimana dalam posisi ini kita dibuat tidak berdaya, jatuh dalam bayang-bayang perasaan dan seolah kita masuk dalam ceruk besar yang menenggelamkan kita.

Berapa lama sih kita akan bertahan dalam posisi jatuh?

Bukankah sejak kecil kita diajarkan oleh orang tua kita untuk segera bangun ketika kita terjatuh?

Lalu perasaan jatuh itu berarti hanya sementara dong?

Setelah kita bangun lalu apa yang kita rasakan? melupakan hal itu begitu saja? atau malah terjebak dalam kurungan ceruk besar yang menyebabkan kita jatuh?

image
hahaha. Mungkin aku saja yang belum pernah membiarkan diriku untuk terjatuh sedalam itu? atau mungkin aku sudah cukup tersadar dan tidak mau jatuh lagi?

Karena menurutku saat ini kenapa perasaan cinta yang seharusnya membuat kita sangat berbunga-bunga, bersuka cita malah membuat kita "jatuh"? Seharusnya kata cinta itu memabukan namun membuat kita semakin sadar, bukan semakin terjatuh.

Aku sendiri lebih senang menyebut situasi dimana kita mencintai seseorang dengan kata "i'm in love". Kata ini lebih menyejukan. Kata-kata ini bermakna kita "berada dalam cinta", kita dikelilingi oleh cinta yang bermakna lebih luas. Rasanya seluruh dunia pun ikut memberikan restunya dengan ikut serta sebagai pelaku yang mencintai kita.

Kembali lagi ke prinsip Semesta Mendukung atau Mestakung. Dengan kita memancarkan perasaan positif, maka dunia pun akan mengirimkan sinyal positif lagi kepada kita dan orang-orang di sekeliling kita.

Hahaha.Terdengar lebih indah kan?

Lalu, sudah dalam fase apakah kalian?

Selamat mencinta para pujangga~

-diselesaikan 15 Juli 2015-

Thursday, July 9, 2015

Harapan

Setiap kali mata ini terbuka, disana lah ada harapan yang bersinar.

Sebuah harapan yang tercipta dari mimpi dan doa.

Mimpi takala mata tertutup namun tetap melihat dengan jelas apa yang selama ini di harapkan.

Mimpi takala mata terbuka namun tetap membuat pikiran melayang ke pengharapan itu.

Harapan itu seperti doa yang diucapkan setiap saat, doa yang bahkan tanpa sadar terus kita lantunkan dalam hembusan napas kita.

Saat itu lah harapan menjadi nyata.

Bangunlah, bergeraklah. Karena harapan itu ada dan menanti kita untuk menyambutnya.


-10 Julii 2015-
Dalam setiap doa yang terucap, Tuhan pasti memberi yang terbaik

Tuesday, June 30, 2015

Juni 2015

Heihoy para pembaca yang tersesat ke blog ku.

Hari ini hari terakhir di bulan Juni tahun 2015.

Tahun ini pun sudah berlalu separuhnya.

Banyak hal dan pengalaman baru yang datang dan pergi.

Banyak perjalanan yang terjadi maupun hanya rencana berbalut wacana.

Tapi ini lah hidup.

Ketika perputaran dunia pun mengakibatkan siang dan malam, mengapa kita mengeluh kehilangan?

Karena sesungguhnya yang hilang itu akan tergantikan oleh sesuatu yang lebih baik.

Karena dirimu pun akan berganti menjadi lebih baik.

Bibit tanaman yang tumbuh pun akan layu bergantikan bunga yang memuat bibit baru.

Untuk setiap doa mu, kalau orang Jogja bilang "Gusti mboten sare".

Yap, Tuhan tidak tidur, Tuhan tau secara persis bagaimana menjawab doa-doa mu.

Entah dalam waktu yang cepat, agak lama ataupun lamaaaaaaa sekali.

Fokus, kerja keras dan berpasrah kepada Tuhan mungkin adalah hal yang bisa kita lakukan.

Kesuksesan itu mengikuti dia yang ikhlas..

Salam JIP! *Jujur, Ikhlas, Percaya*

-30 Juni 2015-
Home sweet home

Tuesday, June 23, 2015

Ujung Jalan

Aku berjalan memenuhi rasa penasaran.

Melihat jalan yang terbentang tanpa bertanya kemana kaki ini kan melangkah.

Aku hanya ingin bertemu dengan apa atau mungkin siapa yang menanti di ujung sana.

Melangkah untuk mengetahui tentang kemungkinan yang selama ini hanya dalam angan.



Akhirnya dia mengambil langkah pertamanya. 

Menunggunya di ujung jalan membuat setiap langkah yang diambilnya penuh makna.

Akhirnya penantian ku akan dirinya selama ini akan berakhir bersambut dengan kehadirannya.

Meskipun dalam hati selalu bertanya apakah memang pantas dia untuk kunantikan.



Diselesaikan 24 Juni 2015
tentang sebuah kisah di ujung jalan






Monday, June 22, 2015

Hidup

Hidup itu tentang dia yang pergi lebih dahulu, bukan tentang siapa yang tetap tinggal.

Hidup itu tentang apa yang kita tinggalkan, bukan tentang apa yang kita peroleh.

Hidup itu tentang kenangan baik.

Hiduplah sebaik-baiknya agar hanyalah cerita baik yang didengungkan.

-selamat jalan, sampai berjumpa saat waktu ku tiba-

22 Juni 2015.

Thursday, June 18, 2015

Petualangan 2013 (2) - Edisi Jogjakarta

Kisah sebelumnya Petualangan 2013 (1)..

".... Setelah makan malam dan berpamitan, sebelum acara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, 8 orang itu pun melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta.....

Masih di tanggal 15 Agustus 2013

Pukul setengah 8 malam, dengan mengendarai 4 buah motor kami, 8 anak muda melaju ke Jogjakarta. Malam itu kami tetap menggunakan formasi pasangan seperti saat kami naik ke Dusun Ceto, Ndari berpasangan dengan Bun, Acen dengan Kak Indri, Bangcep dengan kak Wiwin dan mas Alam dengan mas Hendri. Kami pun bergegas menuruni perkebunan teh di kaki Gunung Lawu yang basah akibat hujan diiringi kabut tipis serta hembusan dinginnya angin malam.

Perjalanan menuju Jogjakarta diawali dengan gerimis hujan yang mengguyur kawasan Dusun Cetho setengah jam sebelum kami berangkat, bocornya ban motor mas Alam di daerah jalan Solo Baru, dan terjebak hujan yang lumayan lebat di daerah Delangu. Mungkin karena suhu di Dusun Ceto lebih dingin saat perjalanan pulang kami tidak terlalu merasakan dingin, bahkan Ndari sempat menggulung celanannya untuk menghindari basah terkena cipratan genangan di jalanan walaupun pengendara motor lainnya memandang dengan tatapan aneh sembari merapatkan jaketnya. *hei bung, ga kerasa dingin sama sekali loooo ini*

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam, dengan perut lapar sampailah kita di Jogjakarta. 3 motor yang ditumpangi Ndari dan Bun, Acen dengan Kak Indri, Bangcep dengan kak Wiwin langsung menuju rumah Mirah, sedangkan motor yang membawa mas Alam tidak ikut serta ke rumah Mirah karena langsung mengantar mas Hendri ke hotelnya. Malam itu Ndari, kak Wiwin, kak Indri dan Bun menginap di rumah Mirah, untung saja Mirah masih sabar menanti kedatangan kami. Setelah para lelaki berpamitan pulang Ndari, kak Wiwin, kak Indri dan Bunkarni membersihkan diri dan beristirahat.

16 Agustus 2013

Setelah beristirahat, sarapan, membongkar baju kotor untuk kami taruh di laundry di dekat rumah Mirah dan bercengkrama dengan keluarga Mirah, dengan mobil pinjaman dari Mirah, 4 perempuan pun pergi bertualang kota Jogjakarta dengan pegal di seluruh badan *terutama saat menuruni anak tangga*. Tujuan pertama kami tentu saja ke tempat pijat, dengan mengandalkan ingatan yang ada kami pun berencana untuk pijat di dekat Jalan Kaliurang kilometer 5,5. Namun ternyata tempat pijitnya sudah tutup, alhasil kami pindah menuju Mall Galeria. Saat di tempat pijat kami berempat pun menahan diri untuk tidak berteriak walaupun tenaga yang digunakan mbak-mba yang memijat kami tidak maksimal. Maklum perjalanan naik gunung kemarin adalah pengalaman pertama 4 perempuan ini, dan adrenalin rush yang kami rasakan sudah perlahan menghilang, jadi mulai terasa tegangnya seluruh otot kami.

Bun, Ndari, Prana dan kak Indri, Muka gosong tapi happy
Setelah itu kami pun beranjak ke Mirota Batik, pertokoan di Jalan Malioboro dan Pasar Bringharjo untuk membeli oleh-oleh. Setelah puas berbelanja, kami beranjak menuju Angkringan Tugu yang terletak di utara dari Jalan Malioboro. Disini kami bernostalgia dengan keramahan para penghuni Jogjakarta dan se-selow-an kehidupan *aku selalu jatuh cinta pada 2 hal ini di Jogjakarta*.

Seorang sahabatku Parno (nama aslinya Prana Vindayata Pendit, Parno itu nama panggilan sayang dari anak-anak KMHD UGM hehe) yang sedang berlibur juga ke Jogjakarta ikut serta makan malam bersama dengan kami. Parno pun akhirnya sepakat untuk ikut pada petualangan kami keesokan harinya.

17 Agustus 2013

Pukul 07.00 kami telah bersiap di rumah Mirah untuk melakukan petualangan goa, sungai, pantai kami pada hari ini. Yap, hari ini kami akan pergi ke Goa Pindul untuk melakukan cave tubing dan susur sungai serta jalan-jalan di Pantai _____ *lupa nama pantainya, dear team please help me*.

Sekitar jam 07.30 kami pun berangkat menggunakan mobil Elf sewaan yang akan mengantarkan petualangan kami hari ini. Peserta petualangan kali ini yaitu: Ndari, Kak Indri, Kak Wiwin, Bun, Mirah, mas Hendri, Acen, BangCep, Parno, Rina (Maria Rosarina, teman KKN ku). Perjalanan kali kalau diibaratkan MLM *Multi Level Marketing* mungkin Ndari akan jadi Top Leader karena peserta yang ikut adalah teman ke-1 atau ke-2 Ndari. *hahaha inilah serunya ketika bisa berteman dengan teman dari teman kalian*
Team 17 Agustusan (minus mas Hendri yang fotoin)

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam akhirnya kami sampai di Goa Pindul, untungnya aku sudah melakukan melakukan reservasi sebelumnya sehingga kami tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapat giliran bermain. Kami pun berganti baju dan menaruh barang di loker, kami diberi pengarahan singkat sembari memakai life vest dan mengambil ban *benar-benar ban dalam mobil dengan tambalan disana-sini* yang akan menjadi alat transportasi kami saat cave tubing, kami bersiap untuk naik ke mobil pick up yang akan mengantar kami menuju pit stop pertama untuk memulai cave tubing.
sebelum mulai berbasah ria~
ayo mulai!!
Di pit stop pertama, kami turun dan membawa ban kami masing-masing dan berjalan menyusuri beberapa anak tangga *dengan kaki yang masih belum kembali seperti sedia kala, anak tangga ini menyiksa banget* dan sampailah kami di bibir goa pindul. kami pun duduk di ban dan mulai menyusuri sungai di dalam goa pindul. Karena jumlah kami 10 orang, rombongan kami diantar oleh 2 bapak-bapak tangguh *aku lupa nama bapak-bapaknya*. 1 bapak bertugas menjelaskan tentang goa pindul, 1 lagi bertugas untuk mengatur lalu lintas ban kami agar tetap pada jalurnya. Dalam 1 hari bapak ini dapat mengantar 3-4 tamu ke dalam goa pindul, ga kebayang deh berapa banyak rokok. teh panas dan tolak angin yang harus mereka minum tiap harinya demi menjaga agar badan mereka tidak kedinginan.

mulai memasuki Goa
pemandangan menjelang titik lubang di atas goa Pindul
Saat kami memasuki ujung goa, dari lubang diatas goa terlihat 2 buah bendera Merah Putih yang sengaja digantungkan, spontan kami menyanyikan lagu "Indonesia Raya" *saat kami melihat jam ternyata saat itu tepat jam 10 pagi, tepat saat Proklamasi dibacakan. Aaaakk makin terharu :")*. Suasana saat itu sangat mengharukan, kami membuat lingkaran dengan saling bergandengan tangan di bawah sang Merah Putih. Setelah kami selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya, kami pun berfoto bersama di pinggir goa *Thanks mas Hendri udah mau fotoin kami*.

saat menyanyikan "Indonesia Raya"
Merdeka!!
Di sisi kanan goa terdapat sisi tebing goa setinggi 5 meter yang memungkinkan kami untuk melompat ke dalam sungai. Dengan tetap menggunakan life vest kami pun mulai lompat dari tebing ke sungai satu persatu. Mas Hendri pun dengan sigap mengabadikan momen seluruh tim. *terima kasih banyaaaakk buat mas Hendri, fotografer handal yang dengan sukarela menjabat sebagai fotografer khusus  untuk mengabadikan semua moment petualangan kita*

Mirah, calon pengantin (saat itu) yang tetap berani loncat
Setelah puas melompat, kami pun melanjutkan perjalanan ke pit stop kedua dengan menggotong ban melewati persawahan. Setibanya di bibir sungai, bapak yang mengantar kami pun menginstruksikan kami untuk duduk lagi di ban *lebih tepatnya kami berjemur sembari mengapung menggunkan ban*. Sepanjang aliran sungai kami semua mengeluarkan gombalan yang sesuai dengan suasana yang ada, mulai dari gombalan gunung, sungai, gua dan lainnya hahaha *harap dimaklumi yaa, waktu itu yang punya pasangan hanya Mirah calon pengantin kami dan mba Rina* *bahkan mirah bahkan udah punya princess Kila hahahaha* *OK SKIP!*.

Dalam perjalanan susur sungai, kami pun mendapat kesempatan untuk melompat lagi, bahkan tebing di susur sungai ketinggiannya mencapai 10 meter. Setelah naik tangga darurat dan sedikit memanjat kami pun sampai di titik lompat. Berhubung tidak ada yang mau memulai lompat, Ndari pun mengajukan diri dan bersiap melakukan lompatan pertama, namun Ndari batal melakukannya hahaha. *entah kenapa kaki seperti ada yang menahan*. Setelah beberapa teman melakukan lompatan barulah Ndari mulai melompat. SERU!!!

Perjalanan pun kami lanjutkan setelah kami semua puas melompat dari tebing, foto-foto dan berbasah ria dibawah air terjun mini. Mengingat kami sudah bosan duduk di ban, kami pun memilih untuk berenang dengan mengandalkan life vest*lebih tepatnya mengapung bersama* sampai ke titik pemberhentian susur sungai, kami pun menghangatkan badan ke warung yang terdapat di pinggir sungai. Yang unik dari warung ini, mengingat tidak jarang wisatawan yang sedang bermain tidak membawa uang, maka pembayarannya dilakukan di titik awal pemberangkatan, kita pun diberikan secarik kertas bertuliskan makanan dan minuman yang kita beli.

Setelah gelas teh panas kosong dan mobil pick up kami tiba, kami pun kembali titik awal pemberangkatan untuk mandi dan makan siang bersama dengan menu "sego abang sayur lombok ijo" alias nasi merah dan sayur cabai hijau. Sayur cabai hijau tidak sepedas yang kita bayangkan loo, ciamik lah pokoknya.

Pengelolaan goa pindul saat ini sudah lebih tertata dibandingkan kedatanganku tahun lalu. Walaupun masih ada beberapa grup pengelolaan *grup-grup tersebut dibedakan berdasarkan warna life vest* semoga semua bisa memberikan efek positif kepada perekonomian warga disekitar dan tidak melalaikan aspek keselamatan dan mengganggu ekosistem di goa pindul.

Selesai bertualang di goa pindul, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai KUKUP *MANY THANKS TO ACEN DAN BUN YANG INGET NAMA PANTAINYA * , tapi sebelumnya kami mampir ke tempat oleh-oleh khas gunung kidul. Kak Indri pun turun untuk membeli Belalang Goreng. Yap, belalang yang sudah digoreng kering dan diberi bumbu yang membuat rasanya seperti rempeyek tapi versi agak gimana gitu. hihihi.

Perjalanan dari goa pindul menuju Pantai Kukup ditempuh kurang lebih 45 menit. Di Pantai ini kami tidak main air, mengingat seharian kami sudah main di sungai, jadi setelah puas foto-foto dan membeli air kelapa untuk mengembalikan tenaga setelah terkuras di goa pindul tadi, kami pun segera kembali ke Jogjakarta. *pssstt. jam 9 malam Ndari, Bun, kak Indri dan kak Wiwin harus berangkat ke Semarang untuk melanjutkan petualangan*
Bun, please jangan lompat disini hehe
di Pantai Kukup

Sekitar jam setengah 7 malam kami sudah sampai di rumah Mirah lagi, kami pun memutuskan untuk makan malam bersama di warung makan dekat rumah Mirah. Disinilah kami baru tahu kalau BangCep yang katanya pemakan segala yang ada di darat, laut dan udara ternyata tidak bisa melihat orang lain makan ikan lele, kodok dan ular. Berhubung di tempat makan tersebut ada masakan dari ikan lele dan kodok, Ndari dan kak Indri pun sengaja memesan 2 masakan itu hihihihi.

Setelah selesai makan, kami kembali ke rumah Mirah. Ndari, Bun, kak Indri dan kak Wiwin pun langsung bergegas packing dan berpamitan dengan orang di rumah Mirah. Mirah dan para lelaki pun mengantarkan kami ke tempat penjemputan travel untuk bertolak ke Semarang.

... Perjalanan ke Semarang akan aku tuliskan dalam Petualangan 2013 (3) Semarang... *ternyata harus berlanjut lagi dalam tulisan berbeda hihihi*

Tips trip ke Goa Pindul:
1. Cari info reservasi ke goa pindul, ada banyak situs yang bisa kita jadikan acuan, misal:klik disini atau klik dsini. Usahakan resevasi dulu biar tidak antri.
2. Jangan ke goa pindul saat libur lebaran, libur natal, libur tahun baru, atau libur anak sekolah. karena pasti rame nya bikin ga nyaman untuk menjelajah objek wisata disini.
3. Bawa kamera anti air, hei bung. ini wisata air, ga mungkin dong kalian bawa kamera dengan tele 1 meter *lebay*.
4. Enjoy your trip. Melompat dan berteriaklah!!!

Terima kasih untuk Jogjakarta yang selalu membuatku jatuh cinta setiap kali aku menginjakan kaki di kota mu ini.
Terima kasih Mirah dan keluarga yang mau kami repotkan.
Terima kasih Acen, BangCep, mas Alam yang mau menemani petualangan kami.
Terima kasih Parno karena mau keluar dari goa kemalasan mu untuk bergabung dengan kami
Terima kasih Rina karena udah mau join walau kamu hanya kenal aku dan Mirah.
dan Terima kasih banyaaaaakk buat mas Hendri yang udah mau jadi fotografer dalam petualangan ini.
Ditunggu petualangan bersama selanjutnya.

Home sweet home.
Dimulai pada Agustus 2013, diselesaikan Juni 2015.
Karena ketika sebuah perjalanan dituliskan, maka kisah perjalanan itu tidak akan menguap oleh waktu

Hiduplah Indonesa Raya :")


Monday, June 15, 2015

Keep it low, Take it Slow~

Heihoy.
Kata-kata diatas entah kenapa melintas di pikiran ku pada hari ini. Mungkin ini efek terlalu banyak nya waktu yang kumiliki untuk bercakap-cakap dengan diriku sendiri. Mungkin malah ini karena aku belum mengenal diriku sendiri. Hahaha entahlah.
Bukannya berarti aku akan leyeh-leyeh dengan pilihan yang sudah aku dapatkan sejauh ini. Justru kata-kata tersebut mengingatkan:
1. Keep it low: agar aku tetap rendah hati atas apa yang aku pikir aku miliki dalam hidup, dan
2. Take it slow: agar aku tetap menikmati dan berusaha semaksimal mungkin atas segala proses yang kulalui tanpa melihat hasil nya. Karena jika kita menikmati prosesnya, hasil terbaik pun akan mengikuti.
Seorang teman malam ini kembali mengingatkan aku "apapun proses nya, tetaplah menjadi dirimu sendiri". Hahaha. Yap, inilah aku, inilah seorang Ndari.
Ndari yang ribet dengan pikirannya sendiri, yang memiliki berbagai media sosial dan kinda addicted to share anything, yang mendadak menjadi orang yang diam kala bertemu orang baru dan menjadi orang paling bawel yang pernah kau temui kala sudah mengenalnya. Yap, inilah aku.
Lalu. Sampai kapan kamu akan menunggu? Dan sampai kapankah kamu akan berusaha?
Karena kita sendiri yang menentukan titik awal memulai dan titik pemberhentiannya.
-sebuah percakapan malam ini, 15 Juni 2015-
Ditulis dalam perjalanan pulang dengan P17
image: 9GAG

Saturday, June 13, 2015

Sederhana

Sederhana itu apa?

Bagi ku sederhana itu adalah menjadi diri sendiri.

Berlari telanjang kaki di rerumputan tanpa peduli kaki nya akan kotor oleh tanah yang terkena embun.

Berteriak di pinggir pantai tanpa peduli apakah ombak akan membalas suaranya.

Menatap bintang-bintang yang menyapa malam dari halaman rumah dan mulai menghitung bintang yang menjatuhkan dirinya.

Sederhana itu tanpa syarat.

Sederhana itu menikmati hidup tanpa belenggu rantai yang memberatkan langkah.

Karena bahagia itu sederhana.

Home sweet home.

13 Juni 2015

Wednesday, June 10, 2015

Alasan

heihooyy..
terkadang (selalu sih lebih tepatnya) kita sebagai penonton hanya melihat suatu masalah hanya dari penampakan luar nya saja.
kemudian kita dengan rasa penasaran mencoba menganalisa kenapa begini, kenapa begitu.
kalau kata ku, KENAPA TIDAK?
suasana yang terjadi saat pengambilan keputusan pun orang lain tidak akan merasakannya.
sama seperti alasan yang tercipta pada saat membuat peraturan dikala krisis moneter atau disaat biasa saja, tentu menghasilkan aturan yang berbeda.
nuansa yang tercipta berbalut kepentingan yang akan diakomodir menjadi alasan dibalik mengapa suatu hal diatur seperti itu.
Ada suatu kebutuhan mendesak yang bisa menjadi alasan dibalik tercetus nya suatu aturan.
ya hal ini bisa diaplikasikan juga dengan alasan mengapa kita memilih untuk mendekat atau pun menjauh.
orang lain yang hanya menonton dengan penasaran (dan Kepo tingkat Dewa) hanya tau masalah luar dan dengan PD nya menganalisa segala sesuatu dengan kacamata mereka sendiri.
yap. semua pasti ada alasannya, tapi tidak semua alasan wajib diketahui semua orang.
Aku begini aku begitu.
Dia begini dia begitu.
Hahaha. Apa pun lah itu.
mungkin tidak tahu itu akan lebih baik daripada tahu sesuatu
Bekasi, 29 maret  2015

Kenangan

Apalah arti kenangan yang tertuang dalam tulisan dingin di buku itu.

image
Dalam album foto kaku tak bergerak.

Dalam jauhnya jarak yang terbentang.

Dalam kisah yang hanya menjadi sebuah cerita.

Ya, cerita tentang rindu setetes air pada awan yang membawanya.

Cerita tentang hembusan angin yang membawa butir dandelion menjauh dari bunga asalnya.

Cerita tentang pelangi yang menghilang kala matahari bersinar lagi.

Ya, ini cerita tentang kenangan.

Tentang pertemuan yang terjadi dan telah berlalu.


Diselesaikan di BKPM, 10 Mei 2015

Saturday, June 6, 2015

Hari Kartini - Event Pertama CPNS BKPM 2014

Heihoy kembali lagi nih dengan cerita ala Ndari.

Yap, tanggal 30 April 2015 dan 8 Mei 2015 kemarin, kami, Tim CPNS BKPM 2014 diberi kepercayaan untuk jadi panitia Peringatan  Hari Kartini, dan mungkin karena aura ku sebagai "Aku Anak Rempong" dan aura "Kasi Saya Kerjaan Remeh-Remeh" terlalu terlihat, maka saya ditugaskan untuk menjadi koordinator acara ini. *berasa balik jaman kuliah dengan segala kepanitiaan acara yang ada*.

Sebenarnya kami sudah ditugaskan untuk mengkonsep acara sejak pertengahan bulan Maret, namun perintah mulai merealisasikan acara baru turun sekitar pertengahan bulan April. Untungnya proposal acara, kepanitiaan dan konsep memang sudah kami persiapkan sejak bulan Maret. Selain itu, yang lebih bikin tenang itu karena ada teman-teman angkatan ku bisa diandalkan.

Setelah beberapa sore merapatkan rencana acara, mengalami revisi acara bertubi-tubi, akhirnya kami memutuskan membuat acara donor darah pada tanggal 30 April 2015 bekerja sama dengan PMI Kota Tangerang dan acara puncak pada tanggal 8 Mei 2015.

Acara donor darah berlangsung sesuai rencana walaupun target kantong darah sebanyak 75 kantong tidak tercapai. Petugas PMI Kota Tangerang juga sangat kooperatif, sehingga acara donor darah dapat berlangsung dengan lancaaaarrr.

Rangkaian acara puncak peringatan hari Kartini pada tanggal 8 Mei 2015 terdiri dari beberapa acara dan perlombaan, yaitu:
1. Lomba Bakiak wanita antar unit kerja eselon 1 BKPM
2. Lomba Masak pria antar unit kerja eselon 1 BKPM dengan bahan utama Telur
3. Lomba Peragaan Busana Daerah antar unit kerja eselon 1 BKPM
4. Lomba Foto Grup dengan tema "Teamwork" antar unit kerja eselon 2 BKPM
5. Bazaar
6. Fashion show koleksi Javadiva Butik by Anthony Bachtiar
7. Pengumpulan donasi bakti sosial berupa uang dan barang layak pakai.

1 minggu sebelum pelaksanaan acara kami masih mematangkan konsep eksekusi acara pada hari H. Mulai dari membeli perlengkapan bakiak untuk properti angkatan *kalau mau sewa sendal bakiak boleh loo yaa. Hubungi aku :p, kami punya 2 pasang looo*, memaksimalkan peminjaman peralatan memasak -milik sendiri, mama, mamak, istri dirumah-, revisi media publikasi berkali-kali, hingga membahas mengenai detail seluruh acara.

Pelaksanaan acara puncak berjalan mulai dari jam setengah 8 pagi. Diawali dengan senam pagi seluruh karyawan BKPM di Plaza BKPM. *yang aku pikir senam akan berjalan leyeh-leyeh, dan ternyata setengah jam itu benar-benar maksimal *elap keringat*. Selesai senam, aku dan seluruh panitia langsung menyiapkan lokasi lomba Bakiak dan lomba Masak. Di sisi parkiran Eselon 1 para vendor Bazaar mulai mempersiapkan barang dagangannya *yuk mari pak bu belanja yukk*.

Pelaksanaan lomba Bakiak berlangsung sangat seru, ternyata para ibu-ibu yang menjadi peserta sangat antusias dan kompak, bahkan insiden jatuh hanya terjadi 1 kali, luar biasaaaa. Para suporter masing-masing tim pun memenuhi sisi arena perlombaan. Lomba Bakiak pun dimenangkan oleh Tim Deputi Pelayanan Penanaman Modal.

Setelah Lomba Bakiak selesai, lomba Masak pun dimulai. Para lelaki yang menjadi peserta lomba sangat bersemangat. Waktu yang diberikan panitia untuk para peserta lomba masak yaitu 30 menit. Penataan hasil masakan para lelaki BKPM sangat cantik, namun untuk rasa hehe, ada beberapa yang membuat juri tidak jadi mencicipi hehehe. Juara lomba masak kali ini adalah Tim Setama.

Setelah selesai lomba masak, panitia mengarahkan pegawai BKPM untuk berpindah ke Ruang Nusantara dimana lomba peragaan busana daerah dan fashion show dilaksanakan. Acara berlangsung lancar, seluruh tim lomba peragaan busana daerah sangat "niat". Walaupun ada ketentuan baju daerah yang dikenakan dilarang baju sewaan, tapi peserta tim tetap bisa menampilkan berbagai busana daerah yang memukau para juri.

Acara fashion show menampilkan baju koleksi Anthony Bachtiar yang dibawakan oleh model-model CPNS BKPM 2013 dan 2014. Pelaksanaan fashion show sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan oleh PIC fashion show. Rangkaian acara peringatan Kartini di BKPM pun berakhir ditutup dengan penyerahan hadiah untuk para pemenang lomba.

Yang aku suka dari proses persiapan pelaksanaan hari Kartini selain teman-teman seangkatan ku (*para lelaki dan wanita CPNS BKPM 2014) yang tetap bersemangat sampai akhir, lengkapnya fasilitas pendukung dalam membuat acara di BKPM terutama di Ruang Nusantara juga makin bikin bahagia deh. Panggung kece lengkap dengan efek moving lighting dan soundsystem menggelegar makin bikin tingkat ke-kece-an acara yang kami adakan meningkat drastis.

Proses persiapan acara ini membuatku jadi terkenang masa-masa membuat event di Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM dan KMHD UGM *walau KMHD UGM organisasi berlandaskan keagamaan, tapi kami produktif juga loo membuat acara kesenian hehe*. Pada masa-masa itu seluruh permasalahan yang ada diakibatkan oleh terbatasnya dana yang kami miliki. Hal ini menyebabkan kami wajib melakukan penghematan anggaran untuk sewa lokasi acara, panggung, lighting dan dekorasi panggung. Bahkan pernah kami membuat acara pementasan teater dengan bermodalkan Rp100.000,00 dan tetap berhasil, luar biasa lah. Paling tidak hal ini yang membuat kami semakin kreatif. Bagaimana memanfaatkan segala sumber daya yang kami miliki termasuk lingkaran pertemanan dengan berbagai komunitas lainnya *Jogja itu gudangnya komunitas dengan garis kekeluargaaan yang erat, jadi kalau butuh bantuan tinggal minta tolong aja pasti banyak yang bantu :') kangen Jogja*. Menurut ku proses yang dilalui dalam pembuatan karya itu lah yang membuat suatu karya yang dihasilkan menjadi bermakna.

Bekasi, diselesaikan 6 Juni 2015
Terima kasih Team #CPNSBKPM2014 :)

- Berikut beberapa foto-foto pada saat pelaksanaan rangkaian peringatan Hari Kartini 2015 -
Senam bersama 

2014 :) 

Pameran Lomba Foto

Meja bahan lomba Masak


Lomba Bakiak

Sebagian kecil Panitia CPNS BKPM 2014

Juri dan sebagian hasil Masakan

Model CPNS BKPM 2014

Lomba Peragaan Busana

Domino

Perjalanan ini tersusun dari keping-keping domino.

Satu keping kau pasang maka domino pun akan tersusun pada keping berikutnya.

Kemana pun mau kau bawa, susunan itu pun tetap akan berlanjut sampai keping akhir.

Susunan yang sudah terpasang rapi pun ketika salah satu terjatuh pasti akan menimbulkan perubahan kepada keping-keping lain disekitanya.

Hidup ini seperti keping domino.

Karma tentang hal yang kamu perbuat.

Karma yang akan menimbulkan efek pada kejadian berikutnya.

Tak usahlah kau berpikir semua hal di dunia ini tentang kamu.

Karena apa yang terjadi akan berdampak tidak hanya tentang kamu, tapi tentang dia, aku dan mereka semua.

Lalu setelah semua keping berserakan, bagaiman bisa kau susun semua seperti sediakala?

image

Bekasi, 6 Juni 2015

Monday, May 25, 2015

Kata

Pintu-pintu terbuka.

Pintu-pintu tertutup.

Kata yang terucap terbang bersama angin yang berhembus.

Menyebar seperti lumut pada batuan hutan hujan.

Lautan biru membentang sepanjang mata memandang.

Memudar kala badai menghempaskan segala yang ada.

Matahari bersembunyi menutup keindahan yang tampak sebelumnya.

Ya, pintu pun tertutup.


-kala sebuah kata berkembang-

25 Mei 2015

Friday, May 22, 2015

Luka

Berpuluh pun pintu baja kau pasang.

Beratus pun karung pasir kau tumpuk.

Berkilo meter pun parit kau gali.

Berlapis pun rompi anti peluru kau pakai.

Semua tak ada artinya.

Ketika peluru itu berasal dari dirimu.

Kamu pun terluka, namun luka yang ada tidak sama.

Luka itu lebih menyakitkan.

22 Mei 2015

Untuk sebuah kisah pada hari ini..

Monday, May 18, 2015

Jogjakarta, 25-26 April 2015

Heihoy..

Akhirnya tiba lagi waktu ku mengisi baterai semangat di dalam tubuh ini. Kayanya emang aku itu ketagihan jalan-jalan deh, bahkan Bun (Bunkarni *teman kuliah, dulu satu kantor, teman galau dan petualangan nekat) dan kak Indri (Anak Agung Sagung Indriani Oka *kakak pertama, teman pertama yang paling cantik tapi bawel),sering bilang kalau uang tabungan ku selama ini sedikit karena selalu habis buat jalan-jalan hahahahaha.

Perjalanan kali ini diwarnai dengan drama dan spontanitas (baca: nekad dan tanpa rencana matang). Bermula dari rencana ku untuk datang ke Reuni Akbar Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM dan diperkuat dengan hentakan drama kehidupan *lebay* beberapa minggu sebelumnya, bergegaslah kami membeli tiket yang tersedia. *hanya ada tiket kereta Gajayana jam 17.45*.

Petualangan tentu tidak lengkap kalau tidak ada drama di dalamnya. Drama pertama dimulai dengan aku baru tiba di Gambir 10 menit sebelum kereta berangkat, sedangkan Bun sudah duduk manis menunggu ku dari 1 jam sebelumnya dengan membawa tas berisi ransum makan malam kami. Maklum jumat, 30 April 2015 bertepatan dengan keberangkatan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) ke Bandung dimana banyak jalan utama yang kena sistem buka tutup. Untungnya aku dapat bapak ojek yang hapal jalan-jalan tikus di Jakarta, kalau ga mungkin aku akan tiba setelah kereta Gajayana nya berangkat *inhale exhale bersyukuuurrr.

8 jam perjalanan kami pun diisi dengan 6 jam curhat, 30 menit makan dan sisanya tidur leyeh-leyeh menahan ngantuk. Sekitar jam 2 pagi kami pun sampai di Stasiun Tugu.

Setelah foto-foto geje di dalam stasiun Tugu ala turis kesasar, aku dan Bun pun beranjak ke samping stasiun Tugu dengan harapan bisa menikmati kehangatan angkringan Tugu yang tersohor. Tapi ternyata hanya ada 1 angkringan yang buka, angkringan lainnya sudah mulai membereskan dagangannya :(
Muka Kucel tapi tetap Semangat

Agenda selanjutnya yaitu aku dan Bun sabar menanti mas rental motor yg akan datang jam 4 di Stasiun Tugu dan minimarket di Jalan Mangkubumi *yang PHP dan baru muncul jam 5 lewat*, menanti kedatangan para junior KMHD ku *yang pada akhirnya pun batal juga :( *, dan berharap dapat menikmati sunrise di Pantai Parangtritis *yang karena rental motor terlambat datang, matahari sudah tinggi dan saat sampai di Parangtritis hujan lebat :"""""( *

*Tips: Banyak rental motor yang ada di sekitar Stasiun Tugu walau subuh belum beroperasi, tapi bapak-bapak ojek disekitaran banyak yang menawarkan jasa serupa kok. Jangan terlalu percaya dengan rental motor online, walau sudah janjian tapi bisa aja terlambat kaya gini :( kan merusak jadwal yang sudah dibuat sebelumnya, nb: rental motor pada baru buka jam 7.*

Alhasil kami baru sampai di Kawasan Pariwisata Parangtritis jam 7 pagi. Kedatangan kami disambut hujan lebat yang membuat kami berteduh sebentar di toko kelontong. Setelah berdiskusi dan mengurungkan niat untuk bermain di pantai, membeli jas hujan plastik seharga Rp5.000,00, berganti sepatu dengan sendal jepit, menggulung celana, membungkus ransel dengan plastik ala kadarnya kami pun sambil melanjutkan perjalanan menuju Sendang Beji.

Sendang Beji terletak kurang lebih 2 kilometer dari Pantai Parangtritis. Akses menuju Sendang Beji sudah cukup baik walau tidak semua beraspal. Pertama kali aku ke Sendang Beji yaitu sehabis upacara Melasti tahun 2009, saat itu kak Indri dan panitia Nyepi Daerah Yogyakarta akan Nunas Tirta ke beberapa mata air dalam rangka pelaksanaan upacara Nyepi di Yogyakarta. Walaupun aku short term memory tapi masih inget dikit lah jalan ke Sendang Beji hehe. Papan petunjuk menuju Sendang Beji sudah dipasang di beberapa tempat, namun di lokasi parkiran kendaraan papan petunjuknya tidak jelas sehingga aku dan Bun sempat nyasar, di lokasi itu pun tidak ada warga sekitar yang dapat memberikan kami petunjuk ke arah Sendang Beji. Kami pun memutuskan untuk kembali ke Kota mengingat hujan yang semakin lebat. *perjalanan duo B yang tanpa rencana matang, sama-sama nekat, bermodal follow me this way jadinya ya gini hehe*

Hujan pun mereda saat kami kembali menuju Kota Yogya, kami pun mampir ke Manding untuk membeli oleh-oleh. Ternyata kak Indri terus menelepon aku dan Bun untuk meyakinkan kami kembali ke Sendang Beji. Setelah sarapan dan mempersiapkan diri kami pun kembali ke Sendang Beji. Ibarat telah mendapat restu, perjalanan kami lancar jaya, matahari bersinar sehingga baju yang tadinya basah kuyub mulai mengering.

Setibanya di parkiran, kami pun bertemu dengan beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu yang mulai bekerja. Saat kami bertanya kemana arah yang harus kami ambil, salah seorang bapak petani berbaik hati mengantarkan aku dan Bun untuk menuju ke Sendang Beji. Jalan setapak di pinggir sawah pun kami lalui, kata si Bapak beberapa hari ini hujan deras sehingga jalan menuju Sendang Beji licin, berlumpur dan sawah disekitarnya pun mulai banjir *tapi aku dan Bun tetap meluangkan waktu untuk foto-foto hehe, maklum kami kan jarang liat sawah hehe*.
anak kota ga pernah liat sawah banjir
Sesampainya kami di Sendang Beji kami beramah tamah sebentar dengan juru kunci Sendang Beji sembari mempersiapkan peralatan mandi. Yap, akhirnya kami mandi juga *psssttt.. walau belum mandi dari Jumat tapi kami tetep kece *lipstikan*. Tenang saja, di Sendang Beji sudah disediakan semacam ruangan mandi yang terpisah antara perempuan dan laki-laki. Ruangan nya semacam rumah 4x4 meter dengan sekat pemisah dan pintu di masing-masing ruangan terpisah tersebut. Di dalam ruangan mandi tersebut ada kolam penampungan air dan gantungan baju *ini benda penting*. Air di Sendang Beji segeeeeeerrrr bangeeeetttt. dingin tapi tidak membuat kita menggigil.

wajah habis menerjang hujan dan banjir
Terlepas dari cerita mistis tentang Sendang Beji, aku suka dengan suasana di Sendang Beji yang tenang, asri, dan disini kita bisa menemui sebuah sendang *mata air* yang disekelilingnya terdapat berbagai tempat persembahyangan berbagai agama dan kepercayaan. Di sisi paling kiri terdapat Padmasana untuk persembahyangan bagi yang beragama Hindu, di seberang Padmasana terdapat Mushola untuk umat muslim melakukan sholat, di sisi kanan dari Padmasana terdapat patung Maha Sri Ganesha, kolam kecil dengan patung sepasang pengantin jawa "yang biasa disebut Loro Blonyo", terdapat pula tempat untuk aliran kepercayaan kejawen, dan lainnya. Jogja memang istimewa, tidak ada yang namanya perbedaan, karena semua jalan itu baik dan mengarah kepada Beliau yang menciptakan seluruh Semesta.

*aku tidak sempat foto pemandangan di Sendang Beji, coba kalian googling aja yaaa* *psstt. selain di Sendang Beji, cobalah kalian mampir ke Pantai Ngobaran, di pinggir pantainya juga terdapat tempat persembahyangan berbagai agama dan aliran kepercayaan*

Setelah selesai mandi dan bersembahyang, kami pun membereskan barang-barang kami dan bersiap untuk kembali ke Kota dengan baterai semangat yang sudah penuh. Sesampainya di Kota, aku dan Bun makan siang bersama dengan Dewayu (Dewa Ayu Satria Dewi, adek kecil favorit ku di Jogja *kecup ) di Nasi Jinggo Putera di dekat alun-alun Kidul sekalian memenuhi janji untuk bertemu Dewayu. Ya kangennya sedikit terobati lah, walau ndak bisa melihat sunrise bareng adek-adek KMHD 2010 lainnya.

Mengingat aku harus sampai di Kaliurang jam 1 *dan saat itu waktu menunjukan jam setengah 1* *aaaakkkkk* dan Bunkarni ingin jalan-jalan di Kota Jogja dulu, Bun pun aku drop di Taman Sari dan nantinya akan menyusul ke Kaliurang untuk bergabung dengan aku dan acara Reuni Sanggar Kesenian APAKAH *selamat bertualang Bun*. Aku pun memacu motor sewaan ku ke Kaliurang.

... (cerita bersambung ke Reuni Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM)


TIPS:
1. Jalan-jalan dengan spontan itu baik, tapi lebih baik persiapkan rencana perjalanan dengan matang, berikut plan A, B, C dan bahkan plan Z.
2. Siapkan Payung, Jas Hujan dan plastik untuk membungkus ransel, jangan percaya ramalan cuaca tentang hari cerah, karena sekarang cuaca tidak bisa ditebak.
3. Jangan malu bertanya, nyasar itu seru, tapi lebih seru kalau bisa tiba di tiap lokasi yang diinginkan tepat waktu.
4. Begitu sampai di setiap tempat, pejamkan mata sebentar, rasakan setiap hembusan napas, nikmati perjalananmu dan selamat menjelajah keindahan Indonesia.

Next Target: Menjelajah Yogjakarta setiap tahunnya, tahun ini perjalanan Selatan-Utara, Laut-Gunung. Tahun depan perjalanan Selatan-Utara-Barat-Timur :)
Bersiap untuk perjalanan berikutnya!!

-diselesaikan 19 Mei 2015-