Monday, May 25, 2015

Kata

Pintu-pintu terbuka.

Pintu-pintu tertutup.

Kata yang terucap terbang bersama angin yang berhembus.

Menyebar seperti lumut pada batuan hutan hujan.

Lautan biru membentang sepanjang mata memandang.

Memudar kala badai menghempaskan segala yang ada.

Matahari bersembunyi menutup keindahan yang tampak sebelumnya.

Ya, pintu pun tertutup.


-kala sebuah kata berkembang-

25 Mei 2015

Friday, May 22, 2015

Luka

Berpuluh pun pintu baja kau pasang.

Beratus pun karung pasir kau tumpuk.

Berkilo meter pun parit kau gali.

Berlapis pun rompi anti peluru kau pakai.

Semua tak ada artinya.

Ketika peluru itu berasal dari dirimu.

Kamu pun terluka, namun luka yang ada tidak sama.

Luka itu lebih menyakitkan.

22 Mei 2015

Untuk sebuah kisah pada hari ini..

Monday, May 18, 2015

Jogjakarta, 25-26 April 2015

Heihoy..

Akhirnya tiba lagi waktu ku mengisi baterai semangat di dalam tubuh ini. Kayanya emang aku itu ketagihan jalan-jalan deh, bahkan Bun (Bunkarni *teman kuliah, dulu satu kantor, teman galau dan petualangan nekat) dan kak Indri (Anak Agung Sagung Indriani Oka *kakak pertama, teman pertama yang paling cantik tapi bawel),sering bilang kalau uang tabungan ku selama ini sedikit karena selalu habis buat jalan-jalan hahahahaha.

Perjalanan kali ini diwarnai dengan drama dan spontanitas (baca: nekad dan tanpa rencana matang). Bermula dari rencana ku untuk datang ke Reuni Akbar Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM dan diperkuat dengan hentakan drama kehidupan *lebay* beberapa minggu sebelumnya, bergegaslah kami membeli tiket yang tersedia. *hanya ada tiket kereta Gajayana jam 17.45*.

Petualangan tentu tidak lengkap kalau tidak ada drama di dalamnya. Drama pertama dimulai dengan aku baru tiba di Gambir 10 menit sebelum kereta berangkat, sedangkan Bun sudah duduk manis menunggu ku dari 1 jam sebelumnya dengan membawa tas berisi ransum makan malam kami. Maklum jumat, 30 April 2015 bertepatan dengan keberangkatan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) ke Bandung dimana banyak jalan utama yang kena sistem buka tutup. Untungnya aku dapat bapak ojek yang hapal jalan-jalan tikus di Jakarta, kalau ga mungkin aku akan tiba setelah kereta Gajayana nya berangkat *inhale exhale bersyukuuurrr.

8 jam perjalanan kami pun diisi dengan 6 jam curhat, 30 menit makan dan sisanya tidur leyeh-leyeh menahan ngantuk. Sekitar jam 2 pagi kami pun sampai di Stasiun Tugu.

Setelah foto-foto geje di dalam stasiun Tugu ala turis kesasar, aku dan Bun pun beranjak ke samping stasiun Tugu dengan harapan bisa menikmati kehangatan angkringan Tugu yang tersohor. Tapi ternyata hanya ada 1 angkringan yang buka, angkringan lainnya sudah mulai membereskan dagangannya :(
Muka Kucel tapi tetap Semangat

Agenda selanjutnya yaitu aku dan Bun sabar menanti mas rental motor yg akan datang jam 4 di Stasiun Tugu dan minimarket di Jalan Mangkubumi *yang PHP dan baru muncul jam 5 lewat*, menanti kedatangan para junior KMHD ku *yang pada akhirnya pun batal juga :( *, dan berharap dapat menikmati sunrise di Pantai Parangtritis *yang karena rental motor terlambat datang, matahari sudah tinggi dan saat sampai di Parangtritis hujan lebat :"""""( *

*Tips: Banyak rental motor yang ada di sekitar Stasiun Tugu walau subuh belum beroperasi, tapi bapak-bapak ojek disekitaran banyak yang menawarkan jasa serupa kok. Jangan terlalu percaya dengan rental motor online, walau sudah janjian tapi bisa aja terlambat kaya gini :( kan merusak jadwal yang sudah dibuat sebelumnya, nb: rental motor pada baru buka jam 7.*

Alhasil kami baru sampai di Kawasan Pariwisata Parangtritis jam 7 pagi. Kedatangan kami disambut hujan lebat yang membuat kami berteduh sebentar di toko kelontong. Setelah berdiskusi dan mengurungkan niat untuk bermain di pantai, membeli jas hujan plastik seharga Rp5.000,00, berganti sepatu dengan sendal jepit, menggulung celana, membungkus ransel dengan plastik ala kadarnya kami pun sambil melanjutkan perjalanan menuju Sendang Beji.

Sendang Beji terletak kurang lebih 2 kilometer dari Pantai Parangtritis. Akses menuju Sendang Beji sudah cukup baik walau tidak semua beraspal. Pertama kali aku ke Sendang Beji yaitu sehabis upacara Melasti tahun 2009, saat itu kak Indri dan panitia Nyepi Daerah Yogyakarta akan Nunas Tirta ke beberapa mata air dalam rangka pelaksanaan upacara Nyepi di Yogyakarta. Walaupun aku short term memory tapi masih inget dikit lah jalan ke Sendang Beji hehe. Papan petunjuk menuju Sendang Beji sudah dipasang di beberapa tempat, namun di lokasi parkiran kendaraan papan petunjuknya tidak jelas sehingga aku dan Bun sempat nyasar, di lokasi itu pun tidak ada warga sekitar yang dapat memberikan kami petunjuk ke arah Sendang Beji. Kami pun memutuskan untuk kembali ke Kota mengingat hujan yang semakin lebat. *perjalanan duo B yang tanpa rencana matang, sama-sama nekat, bermodal follow me this way jadinya ya gini hehe*

Hujan pun mereda saat kami kembali menuju Kota Yogya, kami pun mampir ke Manding untuk membeli oleh-oleh. Ternyata kak Indri terus menelepon aku dan Bun untuk meyakinkan kami kembali ke Sendang Beji. Setelah sarapan dan mempersiapkan diri kami pun kembali ke Sendang Beji. Ibarat telah mendapat restu, perjalanan kami lancar jaya, matahari bersinar sehingga baju yang tadinya basah kuyub mulai mengering.

Setibanya di parkiran, kami pun bertemu dengan beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu yang mulai bekerja. Saat kami bertanya kemana arah yang harus kami ambil, salah seorang bapak petani berbaik hati mengantarkan aku dan Bun untuk menuju ke Sendang Beji. Jalan setapak di pinggir sawah pun kami lalui, kata si Bapak beberapa hari ini hujan deras sehingga jalan menuju Sendang Beji licin, berlumpur dan sawah disekitarnya pun mulai banjir *tapi aku dan Bun tetap meluangkan waktu untuk foto-foto hehe, maklum kami kan jarang liat sawah hehe*.
anak kota ga pernah liat sawah banjir
Sesampainya kami di Sendang Beji kami beramah tamah sebentar dengan juru kunci Sendang Beji sembari mempersiapkan peralatan mandi. Yap, akhirnya kami mandi juga *psssttt.. walau belum mandi dari Jumat tapi kami tetep kece *lipstikan*. Tenang saja, di Sendang Beji sudah disediakan semacam ruangan mandi yang terpisah antara perempuan dan laki-laki. Ruangan nya semacam rumah 4x4 meter dengan sekat pemisah dan pintu di masing-masing ruangan terpisah tersebut. Di dalam ruangan mandi tersebut ada kolam penampungan air dan gantungan baju *ini benda penting*. Air di Sendang Beji segeeeeeerrrr bangeeeetttt. dingin tapi tidak membuat kita menggigil.

wajah habis menerjang hujan dan banjir
Terlepas dari cerita mistis tentang Sendang Beji, aku suka dengan suasana di Sendang Beji yang tenang, asri, dan disini kita bisa menemui sebuah sendang *mata air* yang disekelilingnya terdapat berbagai tempat persembahyangan berbagai agama dan kepercayaan. Di sisi paling kiri terdapat Padmasana untuk persembahyangan bagi yang beragama Hindu, di seberang Padmasana terdapat Mushola untuk umat muslim melakukan sholat, di sisi kanan dari Padmasana terdapat patung Maha Sri Ganesha, kolam kecil dengan patung sepasang pengantin jawa "yang biasa disebut Loro Blonyo", terdapat pula tempat untuk aliran kepercayaan kejawen, dan lainnya. Jogja memang istimewa, tidak ada yang namanya perbedaan, karena semua jalan itu baik dan mengarah kepada Beliau yang menciptakan seluruh Semesta.

*aku tidak sempat foto pemandangan di Sendang Beji, coba kalian googling aja yaaa* *psstt. selain di Sendang Beji, cobalah kalian mampir ke Pantai Ngobaran, di pinggir pantainya juga terdapat tempat persembahyangan berbagai agama dan aliran kepercayaan*

Setelah selesai mandi dan bersembahyang, kami pun membereskan barang-barang kami dan bersiap untuk kembali ke Kota dengan baterai semangat yang sudah penuh. Sesampainya di Kota, aku dan Bun makan siang bersama dengan Dewayu (Dewa Ayu Satria Dewi, adek kecil favorit ku di Jogja *kecup ) di Nasi Jinggo Putera di dekat alun-alun Kidul sekalian memenuhi janji untuk bertemu Dewayu. Ya kangennya sedikit terobati lah, walau ndak bisa melihat sunrise bareng adek-adek KMHD 2010 lainnya.

Mengingat aku harus sampai di Kaliurang jam 1 *dan saat itu waktu menunjukan jam setengah 1* *aaaakkkkk* dan Bunkarni ingin jalan-jalan di Kota Jogja dulu, Bun pun aku drop di Taman Sari dan nantinya akan menyusul ke Kaliurang untuk bergabung dengan aku dan acara Reuni Sanggar Kesenian APAKAH *selamat bertualang Bun*. Aku pun memacu motor sewaan ku ke Kaliurang.

... (cerita bersambung ke Reuni Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM)


TIPS:
1. Jalan-jalan dengan spontan itu baik, tapi lebih baik persiapkan rencana perjalanan dengan matang, berikut plan A, B, C dan bahkan plan Z.
2. Siapkan Payung, Jas Hujan dan plastik untuk membungkus ransel, jangan percaya ramalan cuaca tentang hari cerah, karena sekarang cuaca tidak bisa ditebak.
3. Jangan malu bertanya, nyasar itu seru, tapi lebih seru kalau bisa tiba di tiap lokasi yang diinginkan tepat waktu.
4. Begitu sampai di setiap tempat, pejamkan mata sebentar, rasakan setiap hembusan napas, nikmati perjalananmu dan selamat menjelajah keindahan Indonesia.

Next Target: Menjelajah Yogjakarta setiap tahunnya, tahun ini perjalanan Selatan-Utara, Laut-Gunung. Tahun depan perjalanan Selatan-Utara-Barat-Timur :)
Bersiap untuk perjalanan berikutnya!!

-diselesaikan 19 Mei 2015-

Wednesday, May 6, 2015

Reuni Akbar Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM 2015

Heihoy.

Pada tanggal 25-26 April 2015, Pengurus Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM mengadakan acara Reuni Akbar.

Acara ini awalnya direncanakan berlangsung tanggal 21-22 Februari 2015, penyebaran info mengenai pelaksanaan rencana Reuni Akbar ini hanya beredar secara terbatas sehingga tidak sedikit cah tuwo (red. alumni Sanggar) yang tidak tahu mengenai rencana pelaksanaan reuni akbar.

kumpul cah tuwo dan panitia di Jakarta
Pada bulan Februari, Cah Tuwo yang berada di Jakarta diundang oleh perwakilan panitia dan mantan pengurus sanggar untuk membahas mengenai pelaksanaan acara ini. Pertemuan itu pun menyepakati bahwa acara reuni akbar akan diundur hingga 25-26 April 2015, detail acara pun dibahas bersama pada hari itu. *pertimbangan diundur sampai april agar penyebaran informasi acara bisa maksimal dan cah tuwo bisa mencari tiket dengan harga terjangkau dari jauh-jauh hari*

Pertemuan malam itu pun ditindaklanjuti dengan pembuatan grup Whatsapp Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM yang berisi alumni, pengurus dan panitia acara. Sempat ada wacana berangkat bersama dari Jakarta dengan menyewa 1 gerbong kereta, namun mengingat minimal pemesanan adalah 20 orang dengan kepastian nama orang yang akan berangkat harus tersedia 1 bulan sebelumnya, rencana ini pun akhirnya batal.

Panitia di jogja mulai melakukan gerilya menghubungi kakak-kakak cahtuwo nya. Kebetulan yang kontak aku namanya Darma (pas hari H acara Darma memperkenalkan diri ke aku *hai Darma ganteng* *kedip2 Darma sambil sembunyi dari mba Indi*). Proposal acara pun disebarkan kepada cahtuwo. Aku sendiri baru bisa memberikan kepastian akan datang 1 minggu sebelum acara dan aku ikut serta mengajak 1 orang teman ku *makasi panitia udah ngasi ijin hihi *kedipin cece Bunny* (kisah petualangan kami akan ditulis terpisah). Panitia rajin menghubungi kami terkait detail kedatangan kami sehubungan dengan rencana penjemputan.

Bulan pun berganti, hingga akhirnya tiba pada saat pelaksanaan Reuni Akbar. *aaakkk bahagianyaaa*. Aku dan Bun tiba di Stasiun Tugu jam 2.00 pagi, yap, bahkan malam pun enggan beranjak saat kami tiba. Dengan mata ngantuk*karena baru tidur 1 jam, sepanjang perjalanan full gosip soalnya :p *, perut lapar *aku doang, kalo Bun masih kenyang, lirik tas bekal*.  Aku dan bun pun menunggu motor sewaan yang katanya akan datang jam 4 pagi *kenyataannya jam 5 lewat baru datang :( *bye bye sunrise*.

Aku salut dengan panitia yang bertugas menjemput subuh-subuh (kalo ga salah Ojan dan siapa gt *maap aku lupa*) yang jam 4 pagi sudah menanti rombongan kak rusda, aga dan jaws untuk tiba. Aku pun menitipkan koper milik Bun sebelum aku dan Bun bertualang *kisah di cerita selanjutnya*

.....

Setelah selesai bertualang dengan Bun, aku pun melanjutkan perjalanan sendiri menuju lokasi acara di Wisma UGM Kaliurang. Bermodalkan motor sewaan, aku berusaha tiba di lokasi secepat mungkin *red. ngebut yang tetep hati-hati*. Ketika aku melalui jalan kaliurang km 8,5 mulai turun hujan rintik-rintik, aku pun melipir ke pom bensin untuk pakai jas ujan *jas ujan yang aku pake spesifikasinya dari plastik ala abang becak seharga 5rb* dan melindungi tas ku dengan jas hujan yang dipakai Bun sebelumnya. Aku pun terus memacu motor diiringi hujan, angin, kabut tapi sempat untuk naro baju kotor di laundry hehe *sumpah drama abis perjalanan ke lokasi acara*, setibanya di jakal km 21 hujan reda banget bahkan ga ada tanda-tanda ada hujan disana *sedangkan aku basah kuyub dan menggigil*. Sejujurnya aku lupa dengan lokasi acara, sembari aku melepas jas ujan aku cek Handphone ku (hp dengan aplikasi whatsapp mati pula, untung ada hp satu lagi jadi bisa kontak panitia *yang ternyata udah panik tlp in aku). Aku pun kemudian dijemput oleh 2 orang lelaki Sanggar kece. Akhirnya jam 2 lewat sampailah aku di lokasi acara.

Saat aku sampai, ada mba-mba cantik yang sudah berdandan rapi dan asik ngobrol sendiri. Aku pikir mereka anak sekolah yg lagi bikin acara juga di lokasi acara. Intung aja di lantai 2 ada wajah-wajah familiar yang menandakan aku ga salah tempat *yakali ndar. Kan udh dianterin juga sama adek-adek yang jemput*.

Aku pun beranjak ke lantai 2 dan menyapa cahtuwo yang sudah hadir, walau sedikit tapi tidak mengurangi semangat ku hihi.

Setelah mandi dan beres-beres barang, acara pun dimulai dengan perkenalan pengurus, panitia dan cahtuwo yang datang, pementasan dari adek-adek anggota serta games.

*jadi acara reuni baru mulai setelah semua cahtuwo yang udah konfirm datang untuk tiba di lokasi reuni *uwuwuwuwuw kalian so sweeettt *kecup satu-satu.

Duo MC dibawakan oleh Robby yang gondrong gahar tapi hati hello kitty dan Ryan yang katanya tengah malam ada Demo menolak kenaikan harga BBM *mungkin maksudnya nolak tarif langganan BBM bulanan naik kali yaa *manggut-manggut aja deh. Berasa standup comedy deh liat mereka berdua bawain acara nya. Ayo kalian inget kata-kata mas Jo pas sharing ya, kalian bisa di "jual" looo hehehe.

Rancak yang fenomenal pun dibawakan oleh divisi Justimun dan Dancer Soul.  Lagu yang mengiringi masih menggunakan pattern -pattern lama dengan sedikiiiittttt sekali modifikasi. Mas Jo pun sudah memberikan masukan untuk tim Rancak terkait hal tersebut*tolong dong mulai dibuat yang lain, dari 2007 tim rancak tari & musik awalnya bergabung lagunya itu terus*. Untuk tarian sudah berbeda dari saat aku jadi anggota DS *walaupun kemarin banyak yang belum kompak di beberapa gerakan *ayo dilatih lagi yang rajin.

Tim Rancak pada masa ku akhirnya bisa di"komersial"kan looo. Bermodalkan latian selama 2 minggu, pada saat itu kami mendapatkan 2 job besar (Pertemuan Dekan Fakultas Hukum Seluuruh Indonesia dan Perwakilan Tim Tari Madura saat acara dari Dinas Pariwisata). Uang dari job itu kami bagi 3 antara Kas Sanggar, tim Justimun dan tim Dancer Soul, dimana uang tersebut dipakai untuk membeli kostum dan alat make up pertama DS yang tidak menggunakan uang pribadi anggotanya. *ini kebanggaan tersendiri bagi ku*.

keesokan harinya walau sangat terlambat dari jadwal tapi tetap berkesan (saling tunggu-tungguan buat ngajak mulai acara tapi ga ada yang mau manggil duluan, sama aja kaya mau ngajak pacaran tapi bahkan pdkt aja ga mulai-mulai). Acara sharing pengalaman dari cahtuwo, kondisi sanggar saat ini dr anggota, kadiv, pengurus, hingga ide-ide brilian dari cahtuwo pun tercetus demi memajukan sanggar.

Keseluruhan acara itu membuat ku sadar bahwa aku punya keluarga di Jogjakarta yang bisa menerima kekuarangan dan kelebihan satu sama lain. Yang mau mengkritik demi kemajuan kita. Yang siap mendorong ketika kita butuh dukungan.


4 tahun berada di sanggar dengan n segala masalah dan pengalaman, naik turun nya niat latihan, panggung ke panggung pementasan, dari ide gila dikala waktu senggang sampai menghasilkan karya konkret, bahkan dengan segala link pertemanan yang terjalin, Sanggar memang paket lengkap untuk tetap membuatku sadar dari terjangan ombak tugas kala kuliah. Paket yang membuat otak kanan dan kiri  ku terpakai dan membuat ku tetap menggunakan perasaan dalam bertindak.

Terima kasih Sanggar. Terima kasih Keluargaku.

diselesaikan di parkiran BKPM, 28 April 2015

OJO PIYA PIYE APAKAH PANCEN OYE!!

Cahtuwo yang masih enom :)
1 dari 3 Keluarga besar ku di Jogja:)