Monday, October 26, 2015

Kisah kita

Secangkir coklat panas untuk ku dan segelas susu hangat tanpa gula untuk mu diletakan di antara kita.

Hari ini bukan berwarna merah di kalender itu. Tapi aku dan kamu memutuskan untuk bercakap-cakap lebih lama dari biasanya.

Senandung mu pagi ini mengingatkan ku pada film yang pernah kita tonton bersama. Hai. Apakah kamu ingat waktu itu. Film ini membuat mu tersedu-sedu, ujar mu pada ku. Tentu aku ingat. Mana mungkin aku lupa kejadian itu, kamu sampai kebingungan menenangkan aku sembari memberikan saputangan kesayanganmu. Jawabku. 

Kenangan melayang pada kejadian hari itu. Hujan yang turun perlahan mengejek kita seolah ingin menunjukkan dirinya adalah sang penguasa pemilik suasana romantis. Hari itu kamu memilih aku. Tidaklah dengan hal romantis menye-menye yang biasa orang kebanyakan lakukan, karena kamu bukan orang kebanyakan, kamu berbeda. 

Tanpa bunga, cincin, boneka dan balon. Berkawan bayangan kita, kamu menatap ku dan berkata aku memilihmu, apa kamu akan memilihku?

Setelah itu semua hal berjalan tanpa halangan. Tujuan-tujuan yang sudah kita rancang satu persatu jadi kenyataan. Mungkin karena kita terlalu menikmati setiap langkah yang diambil. Mungkin karena kita bersama. Hahaha terlalu romantis kamu, ya itu karena kita mengejarnya dengan bersungguh-sungguh, ujar mu.

Apa yang akan kita lakukan sekarang? Aku merasa masih ada ruang kosong dalam hidup ini. Bukan bukan ruang itu, kalau hati ku tentu sudah terpenuhi oleh kehadiranmu, di sisi itu aku sudah merasa tercukupi. Tapi aku merasa sebagai manusia ada hal yang belum kulakukan. Ada kekosongan kecil yang menyesakan. 

Haruskah kita pergi ke pedalaman untuk mengajar disana? Atau sekedar ikut ke yayasan pelayanan yang banyak tersedia? Kenapa harus seperti itu katamu. Tengoklah kanan dan kiri mu, masih banyak hal yang bisa kamu lakukan. Mengapa kamu harus pergi ke pedalaman ketika lingkunganmu sendiri belum kamu sentuh. 

Semua hal itu baik, karena niat mu pun ku tau baik dan seperti biasa aku mendukungmu. Coba mulai kamu susun rencana itu dan kita realisasikan secepatnya.

haha. Ini yang aku suka dari kamu. Ketika aku hanya berkata akan suatu ide, seolah kamu sudah membaca pikiranku, kamu akan memberikan gambaran satu.. akh tidak bahkan kamu sudah berpikir tiga langkah ke depan tentang ide yang aku lontarkan. 

Iya.. ini hanya sekelumit kecil cerita tentang kita.. karena petualangan dengan kata kita masih panjang dan berwarna.


diselesaikan di Bogor, 26 Oktober 2015

Sunday, October 18, 2015

Senyum

Ketika jejak langkahmu terhapus oleh sapuan ombak.

Ingatlah tujuan yang ingin dicapai.

Ketika bahkan kita lupa apa tujuan yang ingin dicapai.

Ingatlah alasan mengapa engkau melangkah.

Banyak alasan yang dapat tercipta.

Namun lebih banyak pula hal yang membuat kita lupa.

Tersenyumlah.

Paling segala hal dapat lebih ringan dengan tersenyum.


-BKPM, 19 Oktober 2015-