Saturday, July 26, 2014

Euforia Pemilu Presiden 2014

selfie Kak Owi dan Pak JK

Pemilihan Umum Presiden tahun ini adalah pertama kalinya aku ikut serta mendeklarasikan diri mendukung salah satu calon secara terbuka yaitu Calon Presiden Nomor Urut 2, Bapak Ir. Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla.

nb: selanjutnya aku akan memanggil pak Joko Widodo sebagai Kak Owi *cerita mengenai kenapa akan dijelaskan lebih lanjut.

Euforia yang kurasakan pada pemilu tahun ini berkali-kali lipat dari pemilu 2009 yang kuikuti pertama kali.

Pemilu kali ini memang merupakan persaingan sengit antara 2 calon yang maju. Mungkin karena hanya 2 calon ya sehingga suara yang ada terpecah sangat jelas. "Pertempuran" para pendukung satu sama lain sangat terlihat jelas di media sosial bahkan sampai ke kehidupan sosial. Ada beberapa cerita tentang temanku yang saling meng-unshare, men-delete, atau apalah itu istilahnya, terhadap teman mereka yang berbeda pilihan. Ada banyak alasan hal ini terjadi yaitu karena temannya terlalu sering men-share berita-berita yang menjelek-jelekan calon presiden yang bukan pilihannya, karena debat kusir berkepanjangan yang disebabkan pikiran masing-masing tertutup oleh keinginan membela calon presiden pilihannya, dan banyak lagi.

Issue yang dipakai bukan hanya tentang masa lalu calon presiden saja, tapi sampai ke pada hal-hal pribadi yang dibalut issue SARA (suku, agama, ras dan antar golongan). Kampanye hitam sendiri menurut pandangan ku banyak dilempar kepada calon presiden nomor urut 2, mulai dari Kak Owi itu keturunan China, PKI, antek Amerika, penerbitan koran Obor Rakyat yang penuh dengan berita bohong dan lainnya.

Jujur aku sangat membenci praktek kampanye hitam apalah itu namanya. Menjelek-jelekan salah satu pihak dengan hal-hal yang tidak berdasar tentu bisa menjadi bumerang yang berbalik menyerang pihak yang melemparkan bom kampanye hitam. Toh salah satu dari calon tersebut akan menjadi Presiden Negara Republik Indonesia tercinta ini.


Hal-hal diataslah yang menjadi dasar aku memutuskan untuk turun serta dan mendeklarasikan diri mendukung Kak Owi dan Pak JK. Aku sendiri baru memutuskan untuk turun serta secara aktif menjadi "relawan" untuk Kak Owi dan Pak JK pada akhir bulan Juni 2014. Mulai dari menyebarluaskan berita-berita baik atau gambar-gambar kreatif mengenai calon yang kupilih melalui media sosial, bergabung dengan grup kumpulan para pendukung calon yang sama dengan ku, ikut serta turun meramaikan Konser Salam 2 Jari di Gelora Bung Karno tanggal 5 Juli 2014, serta ikut bergabung memantau hasil pemilu bersama dengan para relawan melalui media sosial.

Panggilan Kak Owi terjadi ketika Konser Salam 2 Jari, aku datang bersama dengan rombongan mas-mba KAGAMA (Keluarga Alumni (Univ.) Gadjah Mada). Konser nya benar-benar seperti "Pesta Rakyat", artis dan penyanyi berbagai genre menghibur semua yang datang tanpa dibayar. Aku sendiri datang ke konser tidak membayar apapun (kecuali ongkos ke GBK dari rumah) dan tentu saja aku tidak dibayar. Pada saat Kak Owi berlari dari pinggir pangung ke tempat standing mic, ribuan orang meneriakan namanya "Jokowi.. Jokowi.." setelah gemuruh tepuk tangan dan teriakan mereda, langsung lah aku meneriakan "BAPAK.." dan semua orang memandang kepada ku. *ekspresiku : pura-pura tengok kanan kiri seolah bukan aku yang teriak*

NB: tentu saja Kak Owi bukan bapak ku --> khawatir akan muncul fitnah selanjutnya yang bilang kak Owi itu bapak ku*

Setelah itu Kak Owi pun memulai pidatonya, ditengah-tengah pidatonya aku ingat Kak Owi berkata yang intinya "... maka izinkanlah kakak mu ini untuk menjadi Presiden Republik Indonesia tercinta ini..." 

NB: Ini lah awal aku akan memanggil Pak Jokowi sebagai Kak Owi. dipikiran aku membayangkan akhirnya aku punya Presiden yang merupakan kakak ku, *selain mengabaikan pikiran tentang Kak Owi bilang ".. monggo kakak dipilih kakak ..* ala mba-mba yang jualan di ITC *oke skip*

Yang jelas Konser  Salam 2 Jari dan semua kegiatan mengawal PilPres kali ini SERU!

~ detik-detik menjelang tanggal 22 Juli 2014 ~

1 hal yang aku rasakan pada hari ini, tegang!

Jalanan mendadak lenggang, kantor-kantor banyak yang memulangkan karyawannya lebih awal bahkan ada yang mempercepat dimulainya hari libur dalam rangka lebaran.

Pada hari itu aku ada meeting di daerah Gambir, awalnya aku takut dan khawatir akan terjadi kerusuhan (maklum trauma kejadian 1998). Meeting berjalan lancar, perjalanan kembali ke kantor pun juga lancar. Saat mendekati daerah Menteng, terlihat aparat Kepolisian dan TNI yang berjaga. Bahkan Jl. Diponegoro, Menteng, (jalan menuju kantor KPU) ditutup menggunakan pagat kawat berduri. Di daerah Bundaran HI pun mulai terlihat beberapa orang yang melakukan orasi dengan dikawal ketat oleh Pak Polisi yang sedang bekerja. *agak thrilling sih ketika lewat daerah situ*

Sesampainya dikantor aku mengikuti jalannya perhitungan suara melalui grup chat relawan dan berita online. sampai tiba-tiba sekitar jam 3 sore aku membaca status temanku yang bilang: "Prabowo-Hatta menarik diri dari Pilpres" 

Aku pun langsung mencari video "penarikan diri" tersebut di Youtube, dan 1 kantor kami pun menonton bersama. hmmm baiklaaah *inhale exhale*

Reaksi pertamaku mendengarnya adalah "Whaaaaaatttt!!*ala nada anak Gahoel 

Apa lagi ini? mbo ya kata-kata sebelum pilpres yang bilang akan siap menang kalah dan menjunjung demokrasi dijalankan, ini kok ya malah mundur tengah jalan, ndak mikir perasaan pemilihnya yang sudah mempercayakan suaranya kepadanya po? -____-

(*skip komentar selanjutnya, kita tunggu aja hasil dari Mahkamah Konstitusii tentang pelaksanaan PilPres 2014 ini).

Ajik dan Mama ku langsung bergantian menelpon dengan nada cemas menyuruhku untuk pulang lebih cepat dari kantor, Wigus juga langsung mengkontak aku apakah aku bisa pulang cepat atau tidak. Jawabannya tentu tidak, aku tetap pulang sesuai jam kerja yaitu jam 5, untung saja jalanan kosong, tidak terlihat pengerahan massa di sepanjang perjalanan ku pulang dan aku bisa sampai rumah dengan cepat. 

Penghitungan suara di KPU tetap dilanjutkan dan akhirnya pada KPU  mengumumkan hasil perolehan suara pada PilPres 2014 berdasarkan Keputusan KPU Nomor 535/Kpts/KPU/Tahun 2014 yaitu:
"1. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden H. Prabowo Subianto dan Ir. H. M. Hatta Rajasa mendapatkan jumlah suara sebesar 62.576.444 atau prosentase 46,85 %. 

2. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Ir. H. Joko Widodo dan Drs. H.M. Jusuf Kalla mendapatkan jumlah suara sebesar 70.997.833 atau prosentase 53,15 %. 

Hasil rekapitulasi penghitungan suara ini mempunyai selisih sebesar 8.421.389 suara. Jumlah suara sah adalah sebesar 133.574.277, sedangkan jumlah suara tidak sah sebesar 1.379.690, sehingga total jumlah suara sah dan tidak sah sebesar 134.953.967." (sumber: situs KPU) 
 Presiden ke-7 Negara Republik Indonesia untuk periode 2014-2019 adalah:
BAPAK JOKO WIDODO DAN BAPAK JUSUF KALLA 
Selamat Kak Owi dan Pak JK!!!

Semoga visi misi dan segala perubahan baik dapat terlaksana.

Salam 3 Jari PERSATUAN INDONESIA!

NB: Tugas saya selanjutnya adalah mengawasi jalannya pemerintahan yang Kak Owi dan Pak JK akan lakukan, saya tidak akan ragu mendukung dan mengkritik kebijakan yang akan dibuat. Selamat menjalankan amanah kami. :)


- Bekasi, 26 Juli 2014-

A.A.Sagung Dwivandari
1 dari 70.997.833 suara yang memilih kalian.

Tuesday, July 15, 2014

Mimpi

Kata orang mimpi itu bunga tidur.

Kata orang mimpi itu terbentuk apabila banyak pikiran yang menekan diri.

Kata orang mimpi itu pertanda.

Kata orang mimpi itu hal yang akan terjadi.


Itu kata mereka.

Mungkin mereka benar.

Mungkin mereka salah.


Aku tak peduli.

Menurut ku, mimpi itu hanyalah mimpi.


Tak ada yang akan terjadi.

dan tak akan terjadi.


MMIK Law Office, 15 Juli 2014
untuk sebuah mimpi yang kuharap tak pernah datang lagi.

Tuesday, July 8, 2014

Pemilihan Umum Presiden (PilPres) 2014

Hai semua. Hari ini tanggal 9 Juli 2014 loo..
Ayo sudah menggunakan hak pilih mu belum?
Aku sudah :)

Pagi ini aku memilih di TPS 44 Bintara Jaya, kartu undangan ku dan keluarga ku sudah datang H-3 Pemilu.
Di perumahan ku sendiri ada 3 TPS, yaitu TPS 44-46. Di TPS ku sendiri ada 574 orang yang terdaftar di DPT. Tapi aku belum dapat info berapa surat suara dan sueat suara cadangan yang diberikan KPU kepada TPS ku.

Review ku terhadap TPS ku:
1. Pada saat masuk ke TPS tidak di cek jari ku apakah sudah ada tinta atau belum.
2. Surat undangan langsung diterima dan diberikan surat suara tanpa di cek di daftar DPT.
3. Surat suara dibukakan didepan saya oleh petugas TPS untuk di cek apakah sudah tercoblos atau belum.
4. Bilik suara posisinya tertutup sehingga tidak bisa terlihat dari luar.
5. Petugas penjaga tinta tidak melakukan cek terhadap tangan dari pemilih.
Ketika saya bertanya kepada salah satu petugas pemilu tentang jumlah surat suara yang diperoleh dan cadangannya berapa, ada salah satu petugas yang bilang "pemilu belum selesai mba, ga bisa tau kita jumlahnya", sedangkan petugas yang satunya saat mau memberikan informasi jumlah surat suara yang diperoleh sesuai DPT namun ada beberapa nama yang dicoret karena pindah DPT tapi langsung dipotong oleh petugas pertama tadi.

Sedangkan proses di TPS 45 dengan 552 DPT berikut reviewnya:
1. Ketika menyerahkan surat undangan, pemilih disuruh menunggu (diberikan nomor urut). Setelah di cek di DPT dan ada baru dipanggil dan diberikan surat suara (tapi tidak dicek tangannya bersih tinta atau tidak).
2. Tidak terdapat list DPT di papan pengumuman.
3. Bilik suara tertutup sehingga tidak trlihat dari luar.
4. Petugas tinta tidak melakukan cek ulang terhadap jari pemilih.

Semoga segala kekurangan tersebut tidak memberikan celah bagi kecurangan.
May the best be our President!!

Bekasi, 9 Juli 2014