Sunday, February 8, 2015

Menikah (menurut pandanganku) 3

*sebelum memulai mohon baca tulisanku sebelumnya tentang menikah (menurut pandanganku) 2 dan menikah (menurut pandanganku) 1.

heihoooyy.

kembali lagi dengan tulisan yang bisa membuat level kegalauan yang membaca meningkat drastis.

yap. permasalahan "Menikah" itu emang kaya sinetron Tersan*ung yang sampe season 10 ga selesai-selesai, walaupun udah berganti pemeran utama yang bermain.

haha.. skip dengan sinetron Tersa*jung (ketauan kan judul sinetron yang dimaksud :p ).

Kegalauan akan 1 kata diatas memang tak akan kunjung mereda bagi mereka yang belum menikah. bahkan mungkin bagi mereka yang sudah menikah pun kata tersebut tetap saja menimbulkan kegalauan-kegalauan lanjutan. hahaha.

modal utama untuk menyiapkan pernikahan adalah "keyakinan", terutama keyakinan dari kedua manusia yang akan mengikatkan diri dalam pernikahan.

dengan adanya keyakinan paling tidak pertanyaan mengenai "siapa" telah terjawab dan selanjutnya pembahasan akan "naik kelas" membahas masalah kapan, dimana dan lainnya.

untuk memperoleh keyakinan sendiri tentu bukan hal yang mudah.

kita harus meyakinkan diri sendiri terlebih dahulu dengan pertanyaan yang mengawang-awang di pikiran. apakah dia orang yang tepat? apakah aku dapat menerima dia? apakah dia dapat menerima aku? apakah keluarga ku menerima dia? apakah keluarga dia menerima aku? dan lainnya.

pertanyaan tersebut tentu saja tidak mudah untuk dijawab apabila kita tidak yakin dengan pasangan kita.

beberapa teman ku berkata bahwa terlalu prematur lah pertanyaan tersebut disampaikan diawal hubungan pacaran, mungkin iya, mungkin tidak. berikut pendapatku yaa.
image

mungkin iya. apabila memang dari awal hubungan kalian diawali dengan kata "jalanin aja dulu (JAD), ujungnya kemana kita liat nanti aja". sejak awal pun hubungan tersebut tidak didasari keyakinan mengenai perjalanan bersama yang akan dilakukan. keduanya sepakat menggantungkan pada situasi mengambang yang tercipta seiring dengan berjalannya waktu. entah 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun, 10 tahun atau bahkan lebih *weeew forever alone banget kalo lebih mah*. memang tidak semua hubungan yang digantungkan dengan kata-kata "JAD" tersebut akan berakhir tanpa kepastian, ada juga kok berakhir bahagia. tergantung bagaimana satu sama lain bisa saling meyakinkan.

mungkin tidak. apabila memang dari awal hubungan kalian sudah yakin bahwa ingin menjalani hubungan dengan akhir bersama. ya karena kedua belah pihak telah sepakat dengan tujuan yang ingin dicapai, maka tahap selanjutnya adalah meyakinkan diri sendiri, orang tua masing-masing dan mulai merencanakan tentang "kapan, dimana, bagaimana dan lainnya". ada seorang teman ku yang hanya bertemu sebanyak 7 kali dengan calon suaminya dan kemudian menikah, ada juga temanku yang perlu waktu 6 bulan dari perkenalan untuk kemudian menikah. ya memang tidak semua hubungan yang diawali dengan keyakinan untuk mengakhiri di tujuan yang sama akan berakhir dengan pernikahan *atau dengan pernikahan yang langgeng , karena siapa tau di tengah jalan mereka memilih berpisah *tapi semoga semuanya langgeng-langgeng aja yaa, namun menurut ku apabila sudah ada modal dasar Keyakinan yang dimiliki oleh keduanya maka masalah lanjutan yang akan terjadi dapat dilalui.

yap. keyakinan.

lalu apakah hubungan kalian sudah memiliki modal dasar tersebut?

karena keyakinan tidak perlu dicari, hanya perlu dirasakan.

diselesaikan Bekasi, 8 Februari 2015.

".. dan bahkan apa yang kuyakini dan yang tidak kuyakini akan hilang dan bangkit dalam kegelapan bila kata ragu muncul.."
-Ndari 1 Februari 2015-


No comments:

Post a Comment