Sunday, February 9, 2014

Lhokseumawe di mata seorang Ndari

tanggal 25 sampai dengan tanggal 30 Januari 2014 aku ditugaskan oleh kantor ku, MMIK Law Office, untuk melakukan audit di kantor klien ku di Lhokseumawe.

saat pertama kali ada rencana audit aku sangat tertarik untuk dapat kesempatan menginjakan kaki di Serambi Mekah ini.

menurut ku, di masa yang akan datang apabila aku belum pernah ke Lhokseumawe, maka kecil kemungkinan aku akan menginjakan kaki di Aceh.

saat pembagian kelompok audit aku pada awalnya hanya ditugaskan ke Palembang, dan mba Bos ku masih bingung menentukan siapa yang akan ke Lhokseumawe.

akhirnya aku mengajukan diri untuk audit di Lhokseumawe juga, dan permohonanku DIKABULKAN *horeee*.

seharusnya tanggal 15 sampai dengan tanggal 17 Januari 2014 aku pergi ke Palembang dan dilanjutkan tanggal 20 sampai dengan tanggal 24 Januari audit di Lhokseumawe.

namun karena aku harus sidang thesis tanggal 14 Januari, akhirnya aku dibatalkan ke Palembang.

jadwal ke Lhokseumawe pun diubah menjadi tanggal 25 sampai dengan tanggal 30 Januari 2014.

saat mendekati tanggal berangkat ke Lhokseumawe, mba-mba Bos dan teman-teman dikantor heboh mengajari aku dan mba Shinta Andhika Rini berbagai modifikasi penggunaan hijab yang simple tapi kece.

Atas perintah mba-mba Bos bahkan Abi wajib selalu menjaga aku dan mba SHinta. kami juga bahkan menyusun strategi masuk ke taxi dimana Abi wajib masuk terlebih dahulu, kemudian mba SHinta dan disusul aku. ada kekhawatiran kalau aku atau mba Shinta duluan yang masuk taxi nanti kami akan diculik. *what?!*

berbagai tips dan trik serta saran untuk selalu mengenakan jilbab disana sedikit membuat aku deg-degan, bahkan aku berpikir akan memfotokopi KTP ku seukuran A4 biar kalau ditanya KTP disana, bisa dilihat bahwa aku non muslim.

apa semua wanita WAJIB mengenakan jilbab? termasuk yang non muslim?

pertanyaan semacam itu terus terngiang-ngiang, bahkan aku secara khusus menelepon klien ku di Lhokseumawe untuk menanyakan hal tersebut.

kalau kata pak Rahmat "pakai saja mba, daripada nanti banyak yang nanya-nanya, yang jelas baju harus tertutup"

woow! makin deg-degan dong.

tanggal 23 Januari 2014 saat packing barang-barang ke Koper, yang ada di pikiranku adalah
"Lw ngapain sih ndari minta audit ke Aceh, meeeennn ntar kalau disana gimana-gimana piye?" yakin orang disana menerima perbedaan? terus lw kemana-mana harus berjilbab loo, kalau banyak yang salah paham gimana?"

hmmm.. tapi tak ada jalan lagi untuk mundur dari tugas ini.


tanggal 24 Januari 2014 aku menginap di Rumah mba Shinta agar keesokan hari bisa barengan ke Bandaranya. ternyata mba Shinta juga sempat mengalami ketakutan serupa, padahal dia sendiri muslim.

maka berangkatklah kami pada tanggal 25 Januari 2014 ke Bandara Soekarno Hatta, transit di Bandara Kuala Namu, Medan dan untuk kemudian melanjutkan ke Bandara Maliku Saleh, Lhokseumawe.
hari pertama di Bandara Soekarno Hatta

setibanya di Bandara Maliku Saleh, kami langsung merapikan jilbab yang sudah digunakan sebelumnya.

disebelah kami juga ada seorang ibu muda yang mau menjenguk suaminya dan baru mengenakan pashmina yang hanya disampirkan saja. *ooh berarti boleh kalau hanya seperti itu pikirku*

setelah kami dijemput oleh Klien ku untuk bertolak ke mess, sepanjang jalan aku melihat ke jalan untuk mencari apakah ada wanita yang tidak menggunakan jilbab? ternyata kalau dijalan semuanya pasti mengenakan jilbab. *okeeeeeee makin merasa deg-degan*

hari pertama di Lhokseumawe, selama di mess aku hanya menyampirkan pashmina, kalau mba Shinta selalu menggunakan jilbab lengkap. kalau ke luar rumah, aku lebih merapatkan pashmina ku.

Abi yang merupakan satu-satunya lelaki di Tim ku juga tidak diperbolehkan berada jauh dari kami apabila keluar rumah mess.

saat presentasi di hadapan klien pun aku mengunakan jilbab lengkap yang sangat tertutup. bahkan ada salah satu pejabat di kantor klien ku yang bertanya "mba kan anak agung, orang bali dong, orang tua asli bali? masih hindu? kok pakai jilbab juga?"

okee, mungkin terjadi kesalahpahaman. di satu sisi aku terlalu takut untuk tidak menggunakan jilbab karena cerita yang aku dengar sehingga membuat orang lain berpikiran bahwa aku juga beragama muslim.

bahkan saat aku memasang foto ku dan tim dengan menggunakan jilbab sebagai foto BBM, beberapa klien ku secara personal langsung nge BBM aku dan berpikir aku pindah agama.

sejak saat itu aku langsung melepas jilbab dan menggunakan pashmina saja yang tertutup agar tidak terjadi kesalahpahaman.

sesampainya di mess, penjaga mess kami juga memberitahu melalui abi bahwa kalau aku yang non muslim tidak apa-apa kalau tidak menggunakan jilbab. dia juga berkata bahwa syariat Islam di Aceh tidak akan memaksa yang tidak memegang syariat Islam untuk menggunakan jilbab. dia sendiri jadi tidak enak kalau melihat aku menggunakan jilbab karena terpaksa.

siapapun yang ke Aceh memang wajib mengenakan baju tertutup dan tidak ketat, bahkan kalau ada yang mengenakan celana jeans terlalu ketat bisa digunting katanya. kalau yang muslim tidak mengenakan jilbab dan terjaring razia bisa dibotakin. hmmm. *baiklaaahh , hei KTP, kamu jangan jauh-jauh dari aku yaa*

sempat ada suatu kali dimana kami makan malam di luar bersama klien kami, disana aku mencoba untuk tidak mengenakan jilbab atau pashmina. pashimina yang kubawa hanya aku jadikan syal. dan semua mata di restoran itu memandang aneh kepadaku. hahaha. agak tertekan sih.

prinsip ku ya kemana kaki berpijak, disanalah langit dijunjung. aku harus menghormati hukum dan kebiasaan di suatu tempat yang ku kunjungi.

Berdasarkan penelitian singkat ndari, pelaksanaan kewajiban menggunakan Busana Islami di Lhokseumawe didasarkan pada Qanun Provinsi Nanggrore Aceh Darussalam No. 11 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam Bidang Aqidah, Ibadan dan Syi'ar Islam ("Qanun 11/2002"). Pasal 13 Qanun 11/2002 mengatur bahwa: "Setiap orang Islam wajib berbusana Islami". Selain mengenai kewajiban penggunaan busana islami, dalam Qanun 11/2002 juga diatur mengenai larangan makan di muka umum pada saat bulan puasa, hukuman bagi yang tidak menjalankan sholat jumat dan lainnya.

Lhokseumawe itu indah, banyak tempat cantik yang bisa kita kunjungi.
Aceh itu indah, walaupun ada Qanun yang terkadang aku tidak dapat memahami maksud dibaliknya.
tenang saja, suatu saat aku akan berkunjung lagi ke Aceh.
aku akan mewujudkan mimpi keliling Indonesia, baik berbayar maupun tidak. :)


Indonesia itu INDAH.
Perbedaan itu INDAH.
semoga Perdamaian selalu menyelimuti tanah air ku ini.


Bekasi 9-2-2014

2 comments:

  1. Bagian makan makannya manaaaaa??
    Mie hahahihi ituuu loohh

    ReplyDelete
    Replies
    1. bagian makan-makannya ada di satu lagi yang versi lengkap, ini versi dibuat 1 jam selesai hahaha. nunggu seloo sek lah

      Delete