Wednesday, March 23, 2016

Perbaikan Transportasi Umum

Heihoy.. akhirnya aku ada topik bagus yang ok untuk aku tulis di bulan Maret ini.

Saat ini banyak anggapan bahwa transportas publik di Indonesia itu serem, ga menyeluruh, ga aman, sopir ugal-ugalan, dan masih banyak lagi. Hal ini yang menyebabkan banyak orang malas untuk naik transportasi umum.

Aku termasuk salah satu yang lebih sering ke kantor dengan menggunakan transportasi umum. Pilihanku jatuh pada Bus Mayasari Bakti yang melewati jatibening menuju komdak. Banyak pilihan jurusan bus yang bisa aku pilih. Selain tarif yang terjangkau, sepanjang perjalanan aku bisa melanjutkan tidur (dengan syarat dan ketentuan di bus bisa dapat tempat duduk *tapi kalau ga sih semakin lama kita menggunakan transportasi umum, ilmu tidur semakin meningkat *bayangkan pose tidur sambil duduk di pinggiran pintu bus *atau pose berdiri dengan 1 tangan memegang pegangan bus). 

Memang harus kita akui bahwa sampai saat ini pun pengaturan mengenai transportasi umum masih carut marut, belum lagi masalah taxi dan ojek berbasis online yang lagi heboh saat ini. Di satu sisi kenyamanan dan keamanan pengguna tentu yang utama. Kalau transportasi umum belum mau berbenah total jangan salahkan pengguna memilih alternatif lain yang memberikan nilai lebih kepada mereka. Keputusan orang-orang yang menjadi pengguna transportasi umum perlu di apresiasi oleh perusahaan penyelenggara transportasi umum dengan paling tidak menyediakan rasa nyaman dan aman (masa cuma dalam hal mencari pasangan aja yang perlu 2 hal itu ditambah cinta *halah apa sih ndar *abaikan), bukan hanya menaikan tarif angkutan setiap ada kenaikan BBM tanpa perbaikan kualitas pelayanan.

Memang sih, perbaikan demi perbaikan terhadap pelayanan dari penyedia jasa transportasi umum sudah mulai dilakukan. Hal ini aku rasakan sendiri, bagaimana pelayanan saat awal-awal aku mulai menjadi pengguna tetap dengan bus dibanding dengan pelayanan saat ini, berikut beberapa hal yang aku rasakan selama menjadi pengguna transportasi umum khusus nya bus Mayasari Bakti:

1. Penggunaan seragam bagi sopir dan kenek bus.

Dulu tidak semua sopir maupun kenek (kenek itu adalah petugas di bus yang bertugas meminta pembayaran tarif kepada pengguna bus) menggunakan seragam bus Mayasari Bakti. Kenapa masalah seragam menurutku penting. Karena yang dapat memiliki seragam adalah mereka yang memang merupakan karyawan dari Mayasari Bakti. Sopir bus nya memiliki semacam ijin atau kartu pengemudi dari Mayasari Bakti yang ada foto dan masa berlaku nya. Paling tidak sopir adalah orang yang bertanggung jawab apabila terjadi apa-apa (amit-amit *ketok-ketok meja). Hal ini juga untuk menghindari adanya sopir "tembak" (tenang, bapak nya ga tiba-tiba bilang suka ke kamu kok trus tanpa ada kejelasan lanjutan kok *eh kok curcol *sopir tembak itu sopir yang membayar sejumlah uang ke sopir resmi supaya bisa menggantikannya membawa bus) yang biasanya karena kejar setoran jadi lebih tidak hati-hati saat mengemudi .

2. Tarif bus ditempel di berbagai sudut bus.

Saat kita naik bus dan tidak tau berapa tarif yang harus dibayar, biasanya kita akan bertanya dengan kenek saat menagih tarif bus, terkadang jumlah kembalian tidak pas sesuai dengan tarif yang seharusnya. Hal ini tentu saja merugikan pengguna bus. Dengan adanya penempelan tarif yang jelas, tentu saja pengguna bus bisa membayar sesuai dengan tarif yang tertera. 

3. Pembayaran bisa menggunakan cash atau kartu uang elektronik

Pembayaran yang dilakukan oleh pengguna bus Mayasari Bakti dengan menggunakan kartu uang elektronik saat ini masih terbatas pada bus Mayasari Bakti AC05 jurusan Blok M-Bekasi. Kartu uang elektronik yang dapat digunakan pun hanya kartu flash yang dikeluarkan oleh Bank Capek Antri (if you know what i mean). Pada awal kebijakan ini dikeluarkan terdapat diskriminasi harga bagi pengguna bus yang membayar dengan kartu flash dikenakan tarif tetap Rp10.000, sedangkan yang membayar dengan uang cash dikenakan tarif Rp12.000. Walaupun bedanya hanya Rp2.000 (yang adalah 20% dari tarif normal *Cry), bagi kami yang selalu menggunakan bus ini untuk perjalanan pergi pulang, tentu diskriminasi harga ini sangaaaaatttt terasa.

4. CCTV

Hahaha, yap kamu ga salah baca. Tanggal 14 Maret 2016 kemarin saat pulang kantor dan menaiki Mayasari Bakti AC05 dari seberang kantor ku menuju Jatibening, bus yang mengantarku pulang sudah memasang CCTV. Bahkan tidak hanya 1 buah CCTV yang terpasang, melainkan 3 buah CCTV. Wow banget!! CCTV tersebut terpasang di center bagian depan bus, sekitar deret ke 4 sebelah kanan sisi bus, dan sekitar deret ke 10 sebelah kanan sisi bus. Banyaknya kasus kekerasan di bus kota memang menjadi momok tersendiri bagi banyak orang, sehingga mereka mau menggunakan bus atau transportasi umum lainnya. Apalagi bagi pekerja wanita yang harus pulang malam hari, dengan adanya CCTV paling tidak ada sedikit rasa ama di hati. Selama ini kalau aku naik bus di malam hari, aku selalu memastikan  dulu apakah ada penumpang wanita lain atau tidak dan apakah feeling ku mengatakan aku harus naik atau tidak. Kalau tidak, ya lebih baik aku turun dan menunggu bus selanjutnya.

Sebenarnya banyak loo teman-teman pengguna kendaraan pribadi yang ingin beralih menggunakan kendaraan umum. Namun ya perbaikan menyeluruh harus dilakukan oleh perusahaan transportasi umum, tidak hanya menuntut tarif yang naik terus menerus tanpa meningkatkan perbaikan pelayanan. 

Pembangunan transportasi umum yang terintegrasi dengan biaya yang murah tentu jadi impian bagi banyak pihak. Saat ini pemerintah mulai melakukan pembangunan infrastruktur transportasi secara menyeluruh dalam waktu yang hampir bersamaan. Menurutku, hal ini dapat memicu kejenuhan dari pengguna kendaraan pribadi yang setiap hari merasakan kemacetan karena pembangunan tersebut dan beralih menjadi pengguna transportasi umum, ya mungkin hanya untuk sementara waktu. Di sisi lain, saat melakukan pembangunan tersebut, pemerintah juga harus menyiapkan perbaikan layanan transportasi umum sehingga para pengguna sementara tersebut semakin jatuh cinta dan memilih menjadi pengguna tetap. Dengan semakin banyak orang yang akan jadi pengguna tetap transportasi umum, tentu saja kemacetan akibat banyaknya kendaraan pribadi bisa menurun (berikut juga dengan polusi dan konsumsi BBM). Pembangunan selesai, sarana transportasi umum terintegrasi juga selesai, kemacetan berkurang, efisiensi belanja BBM menurun, penurunan stress penghuni ibukota akibat kemacetan pun bisa meningkatkan semangat kerja. Win win solution untuk semuanya. Ya, semoga hal ini bukan hanya imajinasi ku saja yang terlalu tinggi.

Inilah sedikit pandangan ku sebagai pengguna bus mayasari bakti 05. Semoga pelayanan transportasi umum di Indonesia semakin membaik.
Diselesaikan 23 maret 2016

No comments:

Post a Comment