Sunday, March 27, 2016

Acuh

Tak bisa kupalingkan wajah dari mu.

Tak bisa pula ku pergi menyendirikan mu.

Ada pilihan tuk acuh.

Ada pilihan tuk abai.

Namun kuhempas keduanya.

Berkali kulihat semua terulang.

Semusim tenang semusim badai.

Semusim senang semusim melempar kesalahan.

Bukan aku pembuat keputusan.

Bukan aku sebab atas masalah.

Bukan pula aku pemerannya.

Aku hanya penonton.

Yang acap punya pilihan tuk acuh dan abai.

Mana hitam mana putih tersarukan ego setinggi langit.

Beribu pilihan tersapu kata jika.

Hei dia yang berkata paling benar.

Berkaca lah.

Hanya ego berbalut takut yang kamu tawarkan.

Hal semu dianggap kebahagiaan.

Hal nyata dibuang jauh.

Pulang dan buat cerita berbeda pada buku mu.

28 maret 2016

No comments:

Post a Comment