Monday, May 18, 2015

Jogjakarta, 25-26 April 2015

Heihoy..

Akhirnya tiba lagi waktu ku mengisi baterai semangat di dalam tubuh ini. Kayanya emang aku itu ketagihan jalan-jalan deh, bahkan Bun (Bunkarni *teman kuliah, dulu satu kantor, teman galau dan petualangan nekat) dan kak Indri (Anak Agung Sagung Indriani Oka *kakak pertama, teman pertama yang paling cantik tapi bawel),sering bilang kalau uang tabungan ku selama ini sedikit karena selalu habis buat jalan-jalan hahahahaha.

Perjalanan kali ini diwarnai dengan drama dan spontanitas (baca: nekad dan tanpa rencana matang). Bermula dari rencana ku untuk datang ke Reuni Akbar Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM dan diperkuat dengan hentakan drama kehidupan *lebay* beberapa minggu sebelumnya, bergegaslah kami membeli tiket yang tersedia. *hanya ada tiket kereta Gajayana jam 17.45*.

Petualangan tentu tidak lengkap kalau tidak ada drama di dalamnya. Drama pertama dimulai dengan aku baru tiba di Gambir 10 menit sebelum kereta berangkat, sedangkan Bun sudah duduk manis menunggu ku dari 1 jam sebelumnya dengan membawa tas berisi ransum makan malam kami. Maklum jumat, 30 April 2015 bertepatan dengan keberangkatan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) ke Bandung dimana banyak jalan utama yang kena sistem buka tutup. Untungnya aku dapat bapak ojek yang hapal jalan-jalan tikus di Jakarta, kalau ga mungkin aku akan tiba setelah kereta Gajayana nya berangkat *inhale exhale bersyukuuurrr.

8 jam perjalanan kami pun diisi dengan 6 jam curhat, 30 menit makan dan sisanya tidur leyeh-leyeh menahan ngantuk. Sekitar jam 2 pagi kami pun sampai di Stasiun Tugu.

Setelah foto-foto geje di dalam stasiun Tugu ala turis kesasar, aku dan Bun pun beranjak ke samping stasiun Tugu dengan harapan bisa menikmati kehangatan angkringan Tugu yang tersohor. Tapi ternyata hanya ada 1 angkringan yang buka, angkringan lainnya sudah mulai membereskan dagangannya :(
Muka Kucel tapi tetap Semangat

Agenda selanjutnya yaitu aku dan Bun sabar menanti mas rental motor yg akan datang jam 4 di Stasiun Tugu dan minimarket di Jalan Mangkubumi *yang PHP dan baru muncul jam 5 lewat*, menanti kedatangan para junior KMHD ku *yang pada akhirnya pun batal juga :( *, dan berharap dapat menikmati sunrise di Pantai Parangtritis *yang karena rental motor terlambat datang, matahari sudah tinggi dan saat sampai di Parangtritis hujan lebat :"""""( *

*Tips: Banyak rental motor yang ada di sekitar Stasiun Tugu walau subuh belum beroperasi, tapi bapak-bapak ojek disekitaran banyak yang menawarkan jasa serupa kok. Jangan terlalu percaya dengan rental motor online, walau sudah janjian tapi bisa aja terlambat kaya gini :( kan merusak jadwal yang sudah dibuat sebelumnya, nb: rental motor pada baru buka jam 7.*

Alhasil kami baru sampai di Kawasan Pariwisata Parangtritis jam 7 pagi. Kedatangan kami disambut hujan lebat yang membuat kami berteduh sebentar di toko kelontong. Setelah berdiskusi dan mengurungkan niat untuk bermain di pantai, membeli jas hujan plastik seharga Rp5.000,00, berganti sepatu dengan sendal jepit, menggulung celana, membungkus ransel dengan plastik ala kadarnya kami pun sambil melanjutkan perjalanan menuju Sendang Beji.

Sendang Beji terletak kurang lebih 2 kilometer dari Pantai Parangtritis. Akses menuju Sendang Beji sudah cukup baik walau tidak semua beraspal. Pertama kali aku ke Sendang Beji yaitu sehabis upacara Melasti tahun 2009, saat itu kak Indri dan panitia Nyepi Daerah Yogyakarta akan Nunas Tirta ke beberapa mata air dalam rangka pelaksanaan upacara Nyepi di Yogyakarta. Walaupun aku short term memory tapi masih inget dikit lah jalan ke Sendang Beji hehe. Papan petunjuk menuju Sendang Beji sudah dipasang di beberapa tempat, namun di lokasi parkiran kendaraan papan petunjuknya tidak jelas sehingga aku dan Bun sempat nyasar, di lokasi itu pun tidak ada warga sekitar yang dapat memberikan kami petunjuk ke arah Sendang Beji. Kami pun memutuskan untuk kembali ke Kota mengingat hujan yang semakin lebat. *perjalanan duo B yang tanpa rencana matang, sama-sama nekat, bermodal follow me this way jadinya ya gini hehe*

Hujan pun mereda saat kami kembali menuju Kota Yogya, kami pun mampir ke Manding untuk membeli oleh-oleh. Ternyata kak Indri terus menelepon aku dan Bun untuk meyakinkan kami kembali ke Sendang Beji. Setelah sarapan dan mempersiapkan diri kami pun kembali ke Sendang Beji. Ibarat telah mendapat restu, perjalanan kami lancar jaya, matahari bersinar sehingga baju yang tadinya basah kuyub mulai mengering.

Setibanya di parkiran, kami pun bertemu dengan beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu yang mulai bekerja. Saat kami bertanya kemana arah yang harus kami ambil, salah seorang bapak petani berbaik hati mengantarkan aku dan Bun untuk menuju ke Sendang Beji. Jalan setapak di pinggir sawah pun kami lalui, kata si Bapak beberapa hari ini hujan deras sehingga jalan menuju Sendang Beji licin, berlumpur dan sawah disekitarnya pun mulai banjir *tapi aku dan Bun tetap meluangkan waktu untuk foto-foto hehe, maklum kami kan jarang liat sawah hehe*.
anak kota ga pernah liat sawah banjir
Sesampainya kami di Sendang Beji kami beramah tamah sebentar dengan juru kunci Sendang Beji sembari mempersiapkan peralatan mandi. Yap, akhirnya kami mandi juga *psssttt.. walau belum mandi dari Jumat tapi kami tetep kece *lipstikan*. Tenang saja, di Sendang Beji sudah disediakan semacam ruangan mandi yang terpisah antara perempuan dan laki-laki. Ruangan nya semacam rumah 4x4 meter dengan sekat pemisah dan pintu di masing-masing ruangan terpisah tersebut. Di dalam ruangan mandi tersebut ada kolam penampungan air dan gantungan baju *ini benda penting*. Air di Sendang Beji segeeeeeerrrr bangeeeetttt. dingin tapi tidak membuat kita menggigil.

wajah habis menerjang hujan dan banjir
Terlepas dari cerita mistis tentang Sendang Beji, aku suka dengan suasana di Sendang Beji yang tenang, asri, dan disini kita bisa menemui sebuah sendang *mata air* yang disekelilingnya terdapat berbagai tempat persembahyangan berbagai agama dan kepercayaan. Di sisi paling kiri terdapat Padmasana untuk persembahyangan bagi yang beragama Hindu, di seberang Padmasana terdapat Mushola untuk umat muslim melakukan sholat, di sisi kanan dari Padmasana terdapat patung Maha Sri Ganesha, kolam kecil dengan patung sepasang pengantin jawa "yang biasa disebut Loro Blonyo", terdapat pula tempat untuk aliran kepercayaan kejawen, dan lainnya. Jogja memang istimewa, tidak ada yang namanya perbedaan, karena semua jalan itu baik dan mengarah kepada Beliau yang menciptakan seluruh Semesta.

*aku tidak sempat foto pemandangan di Sendang Beji, coba kalian googling aja yaaa* *psstt. selain di Sendang Beji, cobalah kalian mampir ke Pantai Ngobaran, di pinggir pantainya juga terdapat tempat persembahyangan berbagai agama dan aliran kepercayaan*

Setelah selesai mandi dan bersembahyang, kami pun membereskan barang-barang kami dan bersiap untuk kembali ke Kota dengan baterai semangat yang sudah penuh. Sesampainya di Kota, aku dan Bun makan siang bersama dengan Dewayu (Dewa Ayu Satria Dewi, adek kecil favorit ku di Jogja *kecup ) di Nasi Jinggo Putera di dekat alun-alun Kidul sekalian memenuhi janji untuk bertemu Dewayu. Ya kangennya sedikit terobati lah, walau ndak bisa melihat sunrise bareng adek-adek KMHD 2010 lainnya.

Mengingat aku harus sampai di Kaliurang jam 1 *dan saat itu waktu menunjukan jam setengah 1* *aaaakkkkk* dan Bunkarni ingin jalan-jalan di Kota Jogja dulu, Bun pun aku drop di Taman Sari dan nantinya akan menyusul ke Kaliurang untuk bergabung dengan aku dan acara Reuni Sanggar Kesenian APAKAH *selamat bertualang Bun*. Aku pun memacu motor sewaan ku ke Kaliurang.

... (cerita bersambung ke Reuni Sanggar Kesenian APAKAH FH UGM)


TIPS:
1. Jalan-jalan dengan spontan itu baik, tapi lebih baik persiapkan rencana perjalanan dengan matang, berikut plan A, B, C dan bahkan plan Z.
2. Siapkan Payung, Jas Hujan dan plastik untuk membungkus ransel, jangan percaya ramalan cuaca tentang hari cerah, karena sekarang cuaca tidak bisa ditebak.
3. Jangan malu bertanya, nyasar itu seru, tapi lebih seru kalau bisa tiba di tiap lokasi yang diinginkan tepat waktu.
4. Begitu sampai di setiap tempat, pejamkan mata sebentar, rasakan setiap hembusan napas, nikmati perjalananmu dan selamat menjelajah keindahan Indonesia.

Next Target: Menjelajah Yogjakarta setiap tahunnya, tahun ini perjalanan Selatan-Utara, Laut-Gunung. Tahun depan perjalanan Selatan-Utara-Barat-Timur :)
Bersiap untuk perjalanan berikutnya!!

-diselesaikan 19 Mei 2015-

No comments:

Post a Comment