Wednesday, April 9, 2014

Pemilu

Hari ini, 9 April 2014 adalah hari pemilihan umum legislatif di Indonesia.

Golongan putih (golput a.k.a sebutan untuk mereka yang memilih untuk tidak memilih) di kalangan pemilih muda cukup tinggi.

Berdasarkan pengamatanku, pemilih muda seperti aku bingung menentukan sikap politik. Banyak faktor yang mempengaruhi kalangan pemilih muda untuk menjadi golput, salah satunya karena mereka tidak/mengenal calon yang akan dipilih.

Selain itu banyak pemilih muda yang merantau (karena bekerja maupun kuliah) yang tidak memperoleh informasi yang cukup tentang dapatkah mereka ikut serta dalam pesta demokrasi di tempat yang bukan merupakan domisili hukum mereka.

Informasi yang beredar di path, pemilih yang saat ini berdomisili bukan di daerah asal tetap dapat memilih dengan memenuhi beberapa persyaratan (lihat gambar). Sampai saat ini sih aku belum dapat informasi apakah hal ini dapat dilakukan.

Ada sisi negatif dan positif dari dibukanya kemungkinan bagi pemilih non daerah asal untuk memilih di suatu tempat.
+ mengakomodir hak dan kewajiban pemilih yang merantau dan tidak bisa kembali ke daerah asal.
+ meningkatkan nilai partisipasi.
- kemungkinan kecurangan semakin tinggi
- KPU tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap data pemilih non daerah asal.

Aku sendiri hari ini menggunakan hak dan kewajibanku sebagai warga negara yang baik untuk memilih. Dari 4 surat suara yang kuperoleh, 2 aku pilih dan 2 aku buat abstain. Aku menjadi golput yang datang ke TPS. Aku tidak rela membiarkan suara kehadiranku di TPS digunakan oleh orang tak bertanggungjawab yang ingin menggunakan untuk kepentingan pribadinya. Aku salah karena tidak mempergunakan waktu untuk melakukan background checking terhadap para calon anggota legislatif (selain karena aku merasa tak punya waktu, juga karena aku skeptis dengan pencapaian mereka).

Yap. Inilah cara golput masa kini. Tetap datang ke TPS. Tetap menggunakan suara mereka, yaitu tidak memilih hahaha.
Yang penting jari kelingking ku sudah tercelup tinta biru, karena hari ini banyak pengusaha yang memberikan keuntungan berupa diskon, free coffee, dan lainnya kepada mereka yang menunjukan jari dengan tinta biru ini. Hihihi *prinsip gratisan tetep ya*

*NB: Beberapa kekurangan dan kecurangan dalam pemilu yang terlihat di depan mata ku:
1. Adik ku yang berada di Jerman terdaftar sebagai 2 orang dalam DPT lingkungan kami. (Lihat gambar), sementara dia tidak terdaftar sebagai pemilih di Jerman.
2. Pengamanan di TPS lingkungan rumah ku sangat longgar, bahkan sebelum memilih tangan kami tidak diperiksa lebih dahulu apakah sudah ada tinta atau tidak.
3. Surat undangan tidak diperiksa oleh petugas TPS.
4. Kotak suara terlalu pendek, sehingga tetap dapat dilihat oleh orang sebelah kita.
5. Penempatan kotak suara tidak bagus, sehingga dapat dilihat dari luar.
6. Pemilihan dengan metode seperti ini merepotkan pemilih tua, banyak nenek-nenek dan kakek-kakek yang dibantu pihak ketiga, kemungkinan suara mereka diarahkan sangat tinggi.

Sekian laporan pandang ndari :) Bus APTB 14 Kalideres-Cikarang Dalam perjalanan menuju bakti sosial MMIK Law Office :)

No comments:

Post a Comment