Selain karena sudah 4 tahun ini aku bisa menjalankan puasa 24 jam,
*Aku ga berani bilang berhasil menjalankan catur brata penyepian, karena ya berhasil atau ga nya Tuhan yang tau je*
Paling tidak, akhirnya aku bisa berkumpul dengan saudara-saudara dari pihak ajik (ayah) maupun mama dan larut dalam suasana perayaan Nyepi.
Aku pulang ke Bali sejak hari Sabtu (29 Maret 2014) sampai hari Jumat (4 April 2014) bersama wak Tut (kakak mama) dan Fredy.
29 April 2014
Sesampainya di Bali, aku bersiap dan melaporkan diri kehadapan leluhur di Merajan (tempat persembahyangan) keluarga.
bareng wi Deyok, Mimi and Deta |
belated birthday present for Mimi :* |
Hari pertama menyenangkan!
30 April 2014
Merajan Agung Jero Lanang Dawan |
bareng Mbogek Tami, Gek Nia, Wah Rava dan Gek Ina :) |
Sepanjang melihat ogoh-ogoh di Denpasar (red. Sepanjang jalan imam bonjol). Teknik ini yang banyak digunakan. Desainnya fondasi ogoh-ogoh dibuat seminimal mungkin namun tetap harus kokoh karena sosok ogoh-ogohnya membesar ke atas.
Selain itu, aku juga banyak melihat ogoh-ogoh dengan desain sosok manusia biasa di bawahnya dan ada sosok bhuta kala yang mengikutinya dari atas (lihat gambar ogoh-ogoh ST. Dwi Putra Banjar Tegal Agung dan gambar berikutnya). Apakah pembuat ogoh-ogoh ingin mengingatkan kita bahwa sosok bhuta kala itu selalu mengintari manusia, menggoda dan mengikuti manusia dengan harapan kita akan melakukan hal buruk? BISA JADIIII!!! *ala Eat Bulaga*
Sayangnya banyak Banjar yang menggunakan iringan lagu disko atau dangdut dengan menggunakan sound system menggelegar. Ogoh-ogoh pun tidak lagi di gotong oleh pemuda Banjar melainkan didorong menggunakan gerobak atau dipasang roda di bawahnya untuk mempermudah membawanya. Ada juga Banjar yang sok-sok berdugem ria karena iringan lagu yang mengelegar itu. Bau alkohol pun menyeruak ketika aku berpapasan dengan pemuda-pemuda dari Banjar tersebut.. fuuuhh.. mbo ya jangan gitu lah :(
Menurutku ogoh-ogoh itu hanya cocok diiringi lagu gamelan yang penuh semangat, bertalu-talu dan saling bersaing menunjukkan irama yang kompak dan keras. Ogoh-ogoh pun juga sebaiknya digotong bersama-sama. Makna gotong royong akan terpampang dalam
Kalau berdasarkan hasil bincang-bincang dengan wak Ketut sepanjang perjalanan Jakarta-Denpasar. Sosok bhuta kala diartikan sebagai: “BHU” yang berarti menjadi, ada, gelap, berbentuk, mahluk. Kemudian kata “BHU” berkembang menjadi “BHUTA” yang artinya adalah telah dijadikan ataupun diwujudkan. Sedangkan untuk kata “KALA”, berarti energi, waktu. Sehingga kata BHUTA KALA artinya adalah energy yang timbul dan mengakibatkan kegelapan.
Menurut wak Ketut kenapa ogoh-ogoh diarak itu untuk menyingkirkan energi yang mengakibatkan kegelapan tersebut, dan filosofi pembakaran yaitu membakar hal negatif yang ada dan mengingatkan bahwa waktu yang sudah berlalu tidak bisa kembali. Agak romantis sebenarnya makna itu :)
Setelah acara Ngrupuk (mengarak ogoh-ogoh) selesai aku pun kembali ke rumah untuk mempersiapkan diri melaksanakan Catur Brata Penyepian.
31 Maret 2014
Jam 5 Pagi aku terbangun, mengambil nasi dan lauk seadanya untuk sarapan sebelum puasa dan kemudian mematikan handphone ku.
Nyepi di Bali ingin kulalui seperti Nyepi-Nyepi tahun sebelumnya di Jogja maupun di Bekasi. Berpuasa 24 jam sebenarnya enak loo. ibarat kita mendetox tubuh, ada kalanya kita akan merasa sangat lemas, perut kruyukan, tangan mulai dingin karena kadar gula dalam tubuh berkurang, tapi di satu sisi ada hal yang dibersihkan dari diri kita. badan akan terasa lebih enteng dan tenang.
Sore harinya, daripada aku tidur dalam kegelapan, aku memilih untuk menatap bintang yang bersinar di langit Bali. aku mengambil pashmina andalanku dan duduk di bale badung Jro Taman Sari Dawan (rumah tua dari keluarga Ajik ku). tak berapa lama, gungwe, uwak, bliwah dan mbo gek ku bergabung bersama. kami menikmati sinaran bintang yang terkadang memberikan pertunjukkan bintang jatuhnya sembari kami berbincang. Gungwe ku mulai bercerita tentang kisah cintanya bertemu dengan suaminya, keadaan Jro kami saat pertama kali Gungwe menikah dan pindah ke Jro Taman Sari Dawan ini, tentang bagaimana pembagian jatah makan agar adil, perebutan mengunakan sepeda dan motor untuk menjemput pacar masing-masing. hahaha. romantis :)
1 Apil 2014.
Aku pun terbangun karena alarm handphone ku berbunyi tepat jam 6 wita. 2 gelas teh manis, 1 gelas air putih dan 1 gigit biskuit menjadi menu berbuka ku. Setelah mandi dan sembahyang baru aku melanjutkan untuk sarapan. Puasa 24 jam itu lebih membuatku haus daripada lapar.
Siang harinya keluarga besarku mengajak memakan menu wajib kalau ke Bali, yap yap yap. BABI GULING! hahah. berhubung banyak warung BeGul yang belum buka sehabis hari raya, kami memilih sebuah warung BeGul terdekat dan satu-satunya yang buka haha. Rasanya agak kurang manteb sih, tapi lumayan lah hihi.
PANTAI KUTA!! |
Dewayu mengusulkan untuk pergi ke Pantai Kuta karena sedang ada Festival Ogoh-Ogoh dan Bunga Desa. Oke deh, kita akan berkumpul di PANTAI KUTA!! yeeiiii..
Setelah beberapa tragedi bareng Tanjung kaya: nyasar, kunci motor masuk ke bagasi motor dan hampir ga bisa diambil,dan narsis di Ground Zero sambil panas-panasan dan aku ga bawa kacamata, akhirnya aku dan Tanjung ketemu juga dengan Dewayu di Tokonya. Kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta.
pict taken by: mbo Utu :) |
Sebelum sunset meredup, tiba-tiba ada sosok yang kukenal datang. haha. detail cerita tentang hari ini, hari pertama di bulan April, hari setelah perayaan tahun baru biarlah Pantai Kuta, aku, dirinya, Tanjung, Dewayu dan sepupunya yang tau :) Galih dan kakaknya pun bergabung dengan kami. Bahagia itu saat kita dikelilingi oleh orang-orang yang sayang dengan kita :)
2 April 2014.
Malam sebelumnya ada kabar kalau Ninik (nenek ku, Ibu dari Mama ku) masuk Rumah Sakit. Aku dan Fredy memang berencana akan pergi ke Ashram di Padanggalak untuk melakukan Meditasi Angka dan kemudian jalan-jalan. Rute perjalanan pun ditambah dengan menjenguk Ninik ke RS Sanjiwani, Gianyar. Petualangan pun dimulai, 2 orang yang tidak terlalu hapal jalan, mengandalkan Google Maps, bertanya ke orang dijalan dan telpon sana telpon sini sampai ke semua tujuan.
Sore hari pun bersama mu ditutup dengan berjalan di Pantai Sanur berteman lumpia haha.
what a day! See you very soon..
Setibanya dirumah, mama dan aku pergi ke rumah Kenyeri untuk membantu persiapan pernikahan Bli Ode dan Lina. kami pun bermalam disana :)
3 April 2014
bareng Wah Ravy |
Perjalanan pun dilanjutkan dengan kembali ke Jro, mandi dll dan bersiap pergi ke Pasar Badung.
Saatnya berburu KAIN! mba Dian dari jauh-jauh hari udah berpesan mau nitip kain rang-rang (itu loo kain tenun dengan motif garis zig-zag dan warna gonjreng). berhubung kain rang-rang sudah lewat musimnya, kami harus keluar masuk beberapa toko di sepanjang jalan Gadjah Mada dan Pasar Badung. Alhasil 1 kain rang-rang tenun asli, 1 kain songket, 2 kain rang-rang tenun aspal, 2 kain rang-rang palsu, 2 endek, 5 udeng, 2 kebaya, dan 1 baju sembahyang buat cowo udah masuk tas untuk dibawa ke Bekasi.
Gek Ratih didandani Tante Ndari |
:) my mimifriend |
bersama Gek Nia dan Gek Ina |
4 April 2014
Bli Ode Getting Merried! yap yap hari ini pernikahan bli ode dan liena dilangsungkan. setelah selesai mepayas, aku, mama n ajik berangkat ke rumah Kenyeri.
Acara pernikahan pun berjalan lancar dan sakral. Acara seperti ini tentu saja sama dengan berkumpul dengan (hampir) seluruh keluarga besar. MENYENANGKAN! selalu saja ada cerita baru, gosip terbaru, dan kenarsisan tak berujung haha.
sayangnya aku ga bisa ikut serta sampai acara selesai dan bahkan aku melewatkan acara resepsi pernikahan yang diadakan keesokan harinya, Aku harus kembali ke Bekasi malam ini juga.
tapi, hari-hari ku di Bali menyenangkan!
mungkin lain kali aku akan lebih lama mengunjungi Bali..
Bekasi, diselesaikan 20 Aprl 2014.
Hai bulan April, terima kasih.. :)
No comments:
Post a Comment