Wednesday, December 30, 2015

Perlambatan waktu

Dalam satu hari kita semua merasakan 24 jam yang sama.

Tapi apakah kita menikmati waktu yang berjalan dengan kenikmatan yang sama?

Terkadang aku merasa 24 jam itu lambaaatt sekali.. detik yang berjalan seakan mengatakan semakin kamu mengejar ku akan ku lambatkan langkah yang kuambil, ingin mati rasanya menunggu tiap detik mu.

Terkadang pun aku merasa 24 jam itu terlalu cepat berlalu. Pagi yang datang telah berganti pagi lainnya dengan sekejap mata, tak puas rasanya merasakan mu berlalu.

Bertemu dengan kamu pun juga telah merampas kenikmatan merasakan waktu.

Ketika mata kita saling bertemu rasanya detik ku menolak untuk bergerak. Berhenti. Semua dunia terdiam bersama ku. Terserap dalam lubang hitam yang menghilangkan segala waktu dan kemungkinan. Konspirasi apa yang kalian perjanjikan sebelumnya, mengapa sampai detik ku pun menolak menemani ku.

Begitu pula ketika lambaian tangan terakhir kita terangkat sesaat sebelum kita harus berpisah dalam sebuah pertemuan. Waktu ku yang sebelumnya berkhianat dengan berhenti, sekarang seolah menikam ku dengan berpindah secepat kilat. Melesat. Meninggalkan lompatan waktu yang tiba-tiba bergerak tanpa kusadari.

Kamu.

Ya.

Waktu ku bergerak lambat dengan cepatnya ketika kita bertemu. Menciptakan kenangan yang terlukiskan dalam kecepatan cahaya dan tersimpan dalam kotak ingatan.

Bersama mu.

Waktu mu. Waktu ku.

Aku merasa terhisap dalam perlambatan waktu. 

Aku merasa terhempas dalam percepatan waktu.


waktu....
29 Desember 2015

No comments:

Post a Comment